Tekad Indonesia mengembangkan vaksin Corona tak main-main. Kerja sama dengan berbagai negara mulai dari China sampai Uni Emirat Arab (UEA) menjadi salah satu bukti bahwa pemerintah serius ingin membasmi pandemi COVID-19 lewat pengembangan vaksin tersebut.
Baru-baru ini, pemerintah kembali menunjuk 2 BUMN Farmasi lainnya untuk ikut serta mengembangkan vaksin Corona. Sebelumnya, sudah ada Bio Farma yang bekerja sama dengan China untuk kembangkan vaksin. Kali ini, giliran Kimia Farma dan Indofarma yang didorong ikut andil lewat kerja sama dengan UEA.
Berikut pembagian tugas masing-masing BUMN Farmasi yang terlibat dalam pengembangan vaksin Corona:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Bio Farma
Bio Farma diberi tugas untuk mengembangkan dan memproduksi vaksin COVID-19. Dalam hal ini, Bio Farma akan bekerja sama dengan Sinovac, perusahaan asal China dan Koalisi untuk Inovasi Persiapan Epidemi (Coalition for Epidemic Preparedness Innovations/CEPI). Sinovac berperan untuk transfer bibit vaksin dan teknologi sedangkan CEPI untuk membantu Indonesia membangun pabrik vaksin COVID-19 di Bandung.
Uji klinis atas vaksin itu akan dilakukan bersama Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung. Saat ini, Bio Farma diketahui telah melakukan uji klinis fase III vaksin Corona Sinovac di Bandung, Jawa Barat. Uji klinis ini dijadwalkan berjalan selama 6 bulan dan diperkirakan selesai pada Januari 2021. Ditargetkan vaksin ini bisa diproduksi pada kuartal pertama 2021.
Simak Video "Video: Bio Farma Berharap Vaksin Tuberkulosis Diproduksi di Indonesia"
[Gambas:Video 20detik]