Dampak COVID, imbuh Fitri sampai saat ini belum reda. Pesanan batik untuk pakaian, sarung bantal, sarung sofa dari Jakarta, Bandung, Solo dan Yogyakarta masih macet.
"Penjualan turun 80%. Solo macet sejak lama dan Yogyakarta menyusul belum lama padahal biasanya per bulan 70 potong ke kota- kota tersebut," pungkas Fitri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perajin lain di Desa Paseban, Kecamatan Bayat, Panggung mengatakan sejak order Batik macet bulan Maret sampai saat ini, dirinya mengandalkan bisnis penginapan. Penginapan untuk wisata ziarah.
"Dulu setiap hari bisa satu bus sampai tiga bus. Tapi kini sepi sejak ada Corona," ungkap Panggung kepada detikcom di rumahnya.
Baca juga: 7 Panduan Wisata Selam Saat Pandemi COVID-19 |
Untuk berinovasi membuat kerajinan, seperti masker , Panggung mengaku sudah tidak mungkin. Penyebab karena usia.
"Saya kan sudah tua, pensiun. Sementara anak muda disini tidak banyak yang tertarik membatik," kata Panggung.
(ang/ang)