Firman melanjutkan, kondisi ke depannya apakah akan terjadi PHK lebih banyak tergantung pada pemulihan ekonomi, dan juga penanganan pandemi COVID-19 dari pemerintah.
"Jadi kan kalau data BPS selalu data ke belakang, kita harap ke depannya ini penanganan ekonomi dari pemerintah, lalu pasti kita mau tidak mau bicara pandemi COVID-19, kemudian kedua kebijakan pemerintah terkait ekonomi itu menjadi dua kunci utama dari bagaimana kita akan recovery ke depannya," papar dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan catatan detikcom, PHK di industri alas kaki sudah terjadi berulang kali. Pertama, pada 4 Mei 2020 lalu, sebuah pabrik sol sepatu di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah melakukan PHK atas 17 orang karyawan.
Kedua, pada 5 Mei 2020 lalu di mana produsen sepatu Adidas, PT Shyang Yao Fung (SYF) di Kota Tangerang melakukan PHK atas 2.500 karyawan.
Lalu, pada 23 Mei 2020, produsen sepatu Nike yakni PT Victory Chingluh Indonesia yang berlokasi di Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang melakukan PHK atas 4.985 karyawannya.
Per Agustus 2020, Aprisindo juga mencatat sekitar 18% pabrik sepatu menghentikan atau setop produksi lantaran terdampak Corona. Sebanyak 18% ini sekitar 20 pabrik dari total 120 produsen yang tercatat menjadi anggota Aprisindo.
(eds/eds)