Dia mengatakan pemerintah akan melakukan dua metode dalam pengadaan vaksin, yang pertama adalah secara bilateral dan antar perusahaan yang mengembangkan vaksin. Sudah ada 8 perusahaan yang vaksinnya dinilai cocok untuk Indonesia.
Mengenai pemilihan jenis vaksin, jumlah pengadaan, dan diskusi harganya dia mengatakan itu semua ada di bawah wewenang Menkes Terawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Alternatifnya secara bilateral, perusahaan ke perusahaan sudah kami lakukan, opsi-opsi penawarannya juga sudah siap. Nah keputusan akhir soal jenis, jumlah, dan harga itu wewenang pak Terawan. Kami mengontak 7 atau 8 yang cocok bagi Indonesia," ungkap Budi.
Selanjutnya, dia mengatakan Indonesia juga aktif secara multilateral untuk mencari vaksin. Budi mengaku dirinya aktif berkomunikasi dengan 4 lembaga internasional yang mau menyediakan vaksin ke negara-negara miskin.
"Lalu secara multilateral juga. Kita aktif dibantu Kemenkes untuk komunikasi dengan WHO, CEPI, GAVI, UNICEF. Ini 4 organisasi yang menyediakan vaksin ke negara-negara yang nggak punya uang," ujar Budi.
"Kita hubungi mereka ada 9 alternatif lain, 3 di antaranya masuk klinikal trial 3, sisanya masih tahap dua," lanjutnya.
(ara/ara)