Selain itu, Indonesia bekerja sama dengan organisasi internasional GAVI untuk mendatangkan vaksin multilateral. Diketahui organisasi tersebut menjanjikan dosis vaksin sebanyak 20% jumlah populasi.
Vaksin multilater dari GAVI ini merupakan salah satu upaya WHO untuk memastikan bahwa setiap negara bisa menerima vaksin dalam waktu yang hampir bersamaan, bukan hanya negara-negara maju dan kaya yang telah mem-booking vaksin-vaksin itu.
Setidaknya, Indonesia sudah memesan sebanyak 15 juta dosis vaksin multilateral tadi. Tahun depan, pemerintah Indonesia akan melanjutkan upaya serupa, mencari sumber vaksin lainnya untuk memenuhi kebutuhan vaksinasi dalam negeri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi pada dasarnya kami berkomitmen untuk memesan 15 juta vaksin dan kami masih mencari sumber vaksin lain di tahun depan agar semua orang bisa divaksin," ungkapnya.
Total kebutuhan vaksin nasional setidaknya mencapai 246 juta dosis. Adapun total yang sudah dipesan adalah sebanyak 271 juta dosis vaksin. Namun, baru sekitar 155 juta dosis vaksin sudah dipastikan pemesanannya.
Untuk pesanan yang sudah firm order, pertama pemerintah memesan 3 juta dosis vaksin jadi dari Sinovac, China. Di mana sebanyak 1,2 juta dosis di antaranya sudah tiba pekan lalu, sisanya akhir Desember ini akan tiba.
Kemudian, masih dari Sinovac, pemerintah juga memesan sebanyak 122.504.000 vaksin setengah jadi yang rencananya akan mulai dikirim akhir bulan ini dan Januari.
Selain Sinovac, ada juga vaksin yang dipesan dari Novavax asal Inggris. Jumlahnya sebanyak 30 juta dosis, yang direncanakan akan datang mulai dari kuartal II-IV 2021.
Masih dalam paparan milik Budi, pemerintah sedang mempertimbangkan potensi memesan vaksin dari Pfizer dan AstraZenica. Dari dua perusahaan tersebut pemerintah berpotensi memesan 100 juta dosis vaksin.
Terakhir, 15 juta dosis vaksin dari organisasi internasional GAVI yang diperkirakan bisa mulai masuk RI pada semester II-2021 mendatang.
(eds/eds)