Badan usaha milik negara (BUMN) diingatkan jangan 'mengambil kesempatan dalam kesempitan' di tengah pandemi virus Corona (COVID-19). Maksudnya, BUMN jangan menjadikan bencana kesehatan yang terjadi saat ini menjadi peluang bisnis.
"Jangan mengais barang tidak legal dalam kondisi ini, BUMN, jangan pandemi ini dijadikan peluang bisnis buat BUMN. Itu zalim namanya," kata ekonom senior Faisal Basri dalam webinar Indef, Rabu (23/12/2020).
Sejauh ini BUMN turut andil dalam memproduksi obat-obatan untuk menangani virus Corona. Tapi bukan berarti dapat disimpulkan apakah mereka menjadikan pandemi ini sebagai peluang bisnis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diketahui PT Bio Farma (Persero) sebagai induk holding BUMN sektor farmasi keroyokan memproduksi obat untuk penanganan Corona. Melalui dua anggotanya yakni PT Kimia Farma Tbk dan PT Indofarma Tbk, mereka memproduksi obat yang siap untuk digunakan.
Direktur Utama Indofarma Arief Pramuhanto mengatakan Indofarma memasarkan obat anti-Corona Remdesivir dengan nama dagang Desrem™. Obat itu diproduksi Mylan Laboratories Limited, atas lisensi dari Gilead Sciences Inc, Foster City dan United States of America.
"Produk yang akan kami pasarkan dalam waktu dekat adalah Desrem™ Remdesivir Inj 100mg, yang telah mendapatkan persetujuan Emergency Use Authorization (EUA) di Indonesia dan telah disetujui oleh BPOM melalui penerbitan Nomor Izin Edar yang sudah diterbitkan pada tanggal 30 September 2020. Desrem™ Remdesivir Inj 100mg akan mulai dipasarkan pekan depan, merupakan obat yang digunakan untuk penggunaan pada pasien rawat inap COVID-19 dalam kondisi sedang-berat," kata Arief dalam keterangan resmi yang dikutip detikcom, Senin (5/10/2020).
Bio Farma juga mendapatkan tugas untuk memproduksi vaksin virus Corona yang bahan bakunya dipasok dari perusahaan farmasi asal China, Sinovac. Tentu harapannya amanah yang diberikan tak disalahgunakan.
(toy/dna)