Nggak Nyangka, Limbah Tembakau Bisa Disulap Jadi Produk Bernilai

Nggak Nyangka, Limbah Tembakau Bisa Disulap Jadi Produk Bernilai

Tim detikcom - detikFinance
Rabu, 18 Agu 2021 13:12 WIB
ilustrasi rokok tembakau
Foto: thinkstock

Frans berharap, pemanfaatan bahan baku lokal ini dapat dilakukan secara masif oleh pelaku usaha HPTL lainnya agar teknologinya dapat dikembangkan bersama dan ekosistemnya berjalan dengan baik. Untuk itu dukungan pemerintah berupa regulasi khusus industri HPTL sangat diperlukan.

Dengan berkembangnya industri ini, maka diharapkan dampaknya akan sangat besar bagi perekonomian, dan juga berpotensi menambah kesejahteraan para petani. Mereka bisa mendapatkan tambahan penghasilan, mengingat limbah tembakau selama ini tidak memiliki nilai ekonomi.

Selain itu bagi produsen HPTL dengan sumber bahan baku dalam negeri, produk mereka bisa lebih kompetitif di pasar internasional, dan potensi kontribusi produsen bagi pendapatan negara dari ekspor nikotin cair bisa lebih besar lagi.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI) Garindra Kartasasmita mengatakan, sejatinya kebutuhan pasokan bahan baku industri HPTL nasional sebanyak 7-9 ton nikotin cair per tahun bisa dipenuhi dengan memanfaatkan limbah pertanian tembakau. Sebagian produsen bahkan telah memiliki standar kualitas setara nikotin cair impor, dalam pemanfaatan bahan baku lokal ini.

"Karena kita produksi di Indonesia dan bahan baku di sini sangat berlimpah, tentu peluang pengembangan industri HPTL nasional ini masih sangat besar. Petani juga bisa mendapat penghasilan tambahan dengan menjual limbah tembakau ke pelaku usaha HPTL," ujar Garin, yang juga merupakan Direktur PT Nikotin Karya Bangsa, salah satu produsen nikotin cair yang sudah menggunakan bahan baku lokal.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Soeseno turut menyambut baik pemanfaatan bahan baku lokal oleh industri HPTL nasional. Ia berharap agar pemerintah dapat turut berperan mendorong industri sekaligus memberikan dukungan kepada petani guna menopang keberlangsungan industri HPTL ini.

"Pemerintah harus melakukan pemetaan, posisi petani dalam ekosistem tersebut. Kemudian juga perlu diberikan sejumlah fasilitas penunjang pada skala petani bukan industri. Misalnya mesin penyulingan sederhana seperti industri minyak nilam di Aceh," kata Soeseno


(dna/dna)