Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menyatakan pemerintah memberikan perhatian terhadap pengembangan sumber daya manusia, terutama di pendidikan vokasi. Jokowi meminta jajarannya bekerja sama dengan negara lain dan institusi internasional seperti Swiss, Jerman, Jepang, Korea Selatan, Singapura, atau World Bank. Tujuannya untuk pengembangan pendidikan dan pelatihan vokasi.
Jokowi juga mengatakan pengembangan sumber daya manusia seperti pelatihan vokasi dan magang vokasi ke luar negeri harus dilakukan dalam skala besar. Begitu juga mendatangkan tenaga-tenaga pengajar vokasi dari luar negeri untuk melatih pendidik dan peserta didik vokasi.
Dirjen Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto mengatakan saat ini institusi pendidikan tidak boleh hanya fokus pada kemampuan teknis atau hard skill. Institusi pendidikan vokasi juga harus memberikan perhatian pada soft skill dan karakter. Menurut Wikan institusi pendidikan vokasi harus bisa menghasilkan insan vokasi yang memiliki karakter kuat, soft skill kuat, dan hard skill yang kuat.
"Ini konsep yang harus kita tanamkan. Soft skill dan hard skill harus dimiliki insan vokasi secara seimbang. Kompetensi diciptakan oleh karakter, soft skill, dan hard skill," ujar Wikan, Jumat (15/10/2021).
Dunia vokasi Indonesia akan menghadapi banyak tantangan di masa depan, terutama dalam kaitannya dengan industri. Oleh karena itu, Wikan meyakini kerja sama internasional menjadi aspek yang penting bagi Indonesia dalam menjawab tantangan-tantangan tersebut.
Menurut Wikan terdapat delapan aspek yang harus dunia pendidikan vokasi Indonesia hadapi dalam kaitannya dengan link and match dengan industri. Aspek-aspek tersebut adalah kurikulum, pembelajaran berbasis proyek, tenaga pengajar dari industri, magang, sertifikat kompetensi, pelatihan industri, riset terapan, serta komitmen penyerapan insan vokasi oleh industri.
"Usaha mengimplementasikan link and match antara pendidikan dengan industri harus dimulai dari membangun intregritas, komitmen, kepercayaan, dan apa manfaat untuk industri. Kita sudah mendapatkan kepercayaan dari industri dan kepercayaan industri terhadap pendidikan tinggi vokasi terus meningkat. Pendidikan vokasi juga makin percaya diri mampu memberikan kontribusi signifikan bagi industri. Ini adalah keterlibatan dunia kerja di segala aspek penyelenggaraan pendidikan vokasi," kata Wikan.
(fdl/fdl)