Indonesia kebanjiran investasi pada sektor industri kendaraan listrik. Mulai dari pabrik pembuatan baterainya sampai ke pembuatan kendaraannya.
Mobil listrik sendiri memang direncanakan untuk diperbanyak jumlahnya di Indonesia. Hal ini masuk ke dalam komitmen nol emisi karbon atau net zero emission (NZE) pada 2060, komitmen itu membuat Indonesia harus lebih banyak menggunakan energi baru terbarukan untuk mengurangi emisi.
Rencananya di tahun 2030 ada 2 jutaan mobil listrik dan 13 jutaan motor listrik yang wira-wiri di Indonesia. Kendaraan-kendaraan ini akan menggantikan kendaraan berbahan bakar bensin yang rencananya dihentikan penjualannya mulai dari tahun 2040.
Dalam catatan detikcom, saat ini Indonesia sedang dibanjiri investasi pabrik baterai listrik. Yang sudah muncul ke publik ada 3 perusahaan internasional yang mendekati Indonesia.
Pertama adalah investasi dari PT HKML Battery Indonesia yang merupakan perusahaan patungan dari perusahaan Korea Selatan Hyundai dan LG. Perusahaan itu baru saja melakukan pembangunan pabrik baterai listrik di Karawang dengan investasi mencapai Rp 15,62 triliun.
Kemudian, ada juga pabrik yang bakal dibangun perusahaan China, Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL). Rencananya, pembangunan pabrik dari CATL bakal dilakukan dalam waktu dekat, targetnya bisa dilakukan di sisa tahun ini. Investasi CATL mencapai Rp 72,4 triliun.
Paling baru giliran BASF, pabrikan kimia asal Jerman yang juga ingin masuk ke dalam industri baterai listrik ke Indonesia. BASF rencananya bekerja sama dengan Eramet, perusahaan pertambangan asal Perancis.
Keduanya akan melakukan kerja sama investasi kompleks pengolahan nikel-kobalt untuk keperluan pengembangan kendaraan listrik. Proyek tersebut mencakup pembangunan pabrik High-Pressure Acid Leaching (HPAL) dan Base Metal Refinery (BMR).
Lanjut ke halaman berikutnya
Simak Video "Harga Rp 600 Jutaan, Ini Tiga Mobil Listrik Termurah di Indonesia"
(hal/zlf)