Lengkap! Kinerja Sektor Industri Selama 2021 dan Proyeksi 2022

ADVERTISEMENT

Lengkap! Kinerja Sektor Industri Selama 2021 dan Proyeksi 2022

Dea Duta Aulia - detikFinance
Kamis, 30 Des 2021 14:38 WIB
Aktivitas di pelabuhan peti kemas
Foto: dok. Pelindo I
Jakarta -

Tahun ini geliat sektor industri manufaktur mulai bangkit kembali. Hal ini terlihat dari sejumlah kinerja, antara lain realisasi investasi, capaian ekspor, kontribusi pajak, kontribusi terhadap PDB, dan peringkat Purchasing Managers Index (PMI).

Sepanjang Januari-September 2021, realisasi investasi di sektor manufaktur tercatat sebesar Rp 236,79 triliun. Angka ini naik 17,3% jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2020 sebesar Rp 201,87 triliun.

Dari sisi capaian nilai ekspor, kontribusi sektor industri manufaktur terus meningkat. Nilai ekspor industri manufaktur pada Januari-November 2021 mencapai US$ 160 miliar atau berkontribusi sebesar 76,51% dari total ekspor nasional. Angka ini melampaui capaian ekspor manufaktur sepanjang tahun 2020 sebesar Rp 131 miliar, dan lebih tinggi dari capaian ekspor tahun 2019.

"Jika dibandingkan dengan Januari-November 2020 (c-to-c), maka kinerja ekspor industri manufaktur pada Januari-November 2021 meningkat sebesar 35,36%. Kinerja ekspor sektor manufaktur ini sekaligus mempertahankan surplus neraca perdagangan yang dicetak sejak bulan Mei 2020," ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan tertulis, Kamis (30/12/2021).

Agus menjelaskan, capaian sektor industri manufaktur dari sisi investasi dan ekspor mengiringi kontribusinya pada penerimaan negara dan terhadap pembentukan PDB nasional yang terus meningkat.

"Untuk pajak sektor industri pengolahan sepanjang tahun secara rerata berkontribusi sebesar 29%, sementara penerimaan cukai sektor industri menyumbang 95% dari total penerimaan cukai nasional," ungkap Agus.

Dari aspek kontribusi PDB, sumbangsih industri manufaktur pada triwulan III tahun 2021 sebesar 17,33%. Angka ini merupakan yang tertinggi di antara sektor ekonomi lainnya. Walau sempat tertekan hingga minus 2.52% di tahun 2020, pertumbuhan sektor industri manufaktur kembali bergairah pada tahun 2021, dengan angka pertumbuhannya meningkat signifikan di triwulan II-2021 sebesar 6,91% (y-o-y). Hal ini juga sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang ikut bangkit sebesar 7,07% (y-o-y).

Usai sempat limbung akibat pembatasan aktivitas masyarakat, Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia perlahan bangkit dan kembali ke level ekspansif. Angka PMI manufaktur Indonesia di sepanjang tahun 2021 secara umum berada pada level ekspansif, kecuali pada bulan Juli dan Agustus akibat pembatasan aktivitas di masa PPKM Darurat dan PPKM Level 4.

Di luar itu, PMI Manufaktur Indonesia beberapa kali memecahkan rekor angka tertinggi sepanjang sejarah, yakni berada pada peringkat 53,2 di bulan Maret, kemudian 54,6 di bulan April, 55,3 di bulan Mei, dan puncaknya 57.2 di bulan Oktober. Posisi ekspansif ini diyakini akan bertahan di akhir tahun ini.

Pada aspek ketenagakerjaan, ada tambahan penyerapan tenaga kerja sebanyak 1,2 juta orang di tahun 2021 sehingga jumlah total tenaga kerja di sektor ini kembali meningkat ke angka 18,64 juta orang.

"Dengan melihat berbagai indikator kinerja tersebut, di tengah hantaman pandemi COVID-19, industri manufaktur Indonesia secara keseluruhan masih menunjukkan kinerja yang sangat baik," ucap Agus.

Kinerja makro sektor industri yang baik ini dinilai tidak terlepas dari keberhasilan pemerintah dalam menerapkan kebijakan gas dan rem, sehingga aktivitas industri manufaktur tidak pernah benar-benar berhenti.

"Kebijakan gas dan rem di sektor industri manufaktur diturunkan dalam wujud kebijakan Ijin Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri (IOMKI) yang dikeluarkan oleh Kemenperin," imbuhnya.

Seiring waktu, kebijakan IOMKI juga disebut berhasil menciptakan keseimbangan antara kepentingan kesehatan dan kepentingan ekonomi di sektor industri manufaktur. Kebijakan tersebut juga memacu para pelaku industri untuk percaya diri dan segera beradaptasi dengan kondisi pandemi.

"Keseimbangan, kepercayaan diri, dan daya adaptasi ini yang membentuk resiliensi yang baik di sektor industri manufaktur dalam menghadapi situasi pandemi," jelasnya.

Simak juga Video: Jokowi Minta Perizinan di Kawasan Industri Hijau RI Jangan Berbelit

[Gambas:Video 20detik]



ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT