Peraturan Rusia untuk menasionalisasi aset-aset perusahaan asing yang menangguhkan operasinya di Rusia, membuat perusahaan otomotif ternama yaitu Mercedes-Benz terancam kehilangan aset senilai US$ 2,2 miliar atau setara Rp 31,4 triliun.
Dalam laporan tahunan Mercedes-Benz yang dirilis pada Jumat (11/3), mengatakan perang Rusia-Ukraina telah membawa berbagai risiko, mulai dari gangguan ke suku cadang, pasokan energi hingga ke serangan cyber.
"Risiko ini dapat diperburuk oleh potensi pengambilalihan aset anak perusahaan Rusia," kata Mercedes-Benz, dikutip detikcom dari Reuters, Senin (14/3/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekedar informasi, pabrik ini berada di kota Esipova 40 kilometer (km) atau 25 mil barat laut Moskow, dan memiliki lebih dari 1.000 karyawan yang memproduksi sedan dan SUV E-class.
Sebagai pabrik asing pertama di Rusia, munculnya sanksi-sanksi dari negara Barat dan perekonomian Rusia yang stagnan tentunya mempengaruhi kinerja pabrik tersebut. Salah satunya, membuat investasi saham di perusahaan ini 'mengering'.
Padahal saat seremonial opening pada April 2019, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa pabrik ini nantinya akan memproduksi 25.000 mobil per tahun dan investasi dalam proyek tersebut di bawah US$ 300 juta atau Rp 4,2 miliar.
Lihat juga video 'Usai Facebook dan Twitter, Instagram Juga Akan Diblokir Rusia':