Akhir-akhir ini Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sangat gencar menyuarakan ke masyarakat bahwa BPA dalam air minum dalam kemasan (AMDK) berbahaya untuk kesehatan. Padahal, mulai dari Menteri Kesehatan (Menkes), Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, para praktisi kesehatan, pakar pangan dan kimia menyebutkan bahwa belum ada bukti dari bahaya tersebut.
Menkes Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa air minum dalam kemasan aman untuk digunakan, baik oleh anak-anak dan ibu hamil. Menurutnya, isu-isu seputar bahaya penggunaan air kemasan yang dihembuskan pihak-pihak tertentu adalah hoax.
"(air kemasan galon guna ulang) Aman. Itu (isu bahaya air kemasan) hoax," tandasnya.
Saat ditanya apakah ada pengaruh air minum dalam kemasan yang diisukan bisa menyebabkan infertilitas terhadap penurunan laju pertumbuhan penduduk, Kepala BPS Margo Yuwono, mengatakan belum ada data mengenai hal itu.
"BPS belum pernah melakukan kajian mengenai dampak makanan dan minuman terhadap tingkat fertilitas manusia," katanya.
Kepala Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat, Dr (HC) dr. Hasto Wardoyo, SpOG., bahkan mengatakan diperlukan penelitian antar center untuk benar-benar membuktikan bahwa air minum dalam kemasan itu bisa menyebabkan infertilitas atau gangguan kesuburan pada sistem reproduksi pria dan wanita. Menurutnya, kalau baru info awal dan belum berbasis bukti yang level of evidence-nya kuat, perlu berhati-hati untuk menyampaikannya ke publik.
"Itu masih butuh riset multi center saya kira agar menjadi bukti yang kuat," ucapnya.
Dia mengatakan informasi itu perlu melihat dari senter pendidikan di UGM, UNAIR, UI, ditambah di Singapore, USA, dan di negara-negara lain.
"Setelah itu baru hasilnya dipadukan dan dilihat seperti apa kesimpulannya. Kalau baru info awal dan belum berbasis bukti yang level of evidence-nya kuat, itu harus hati-hati untuk menyampaikannya ke publik," ujarnya.
Karenanya, Badan Standardisasi Nasional (BSN) mengusulkan agar wacana BPOM untuk melabeli "berpotensi mengandung Bisfenol A (BPA)" pada kemasan galon guna ulang dibicarakan secara bersama-sama oleh semua stakeholder. BSN sendiri menilai hingga saat ini AMDK itu masih aman untuk digunakan.
"Harus dibicarakan bersama dari sisi pemerintah, baik BPOM sendiri yang bertanggung jawab atas produk makanan minuman agar aman dikonsumsi, dan juga Kementerian Perindustrian sebagai pembina industri. Jadi, harus bisa membicarakan baik dari sisi konsumen agar tetap aman dan dari sisi usaha supaya tetap dapat menjalankan usahanya dan tidak terganggu," ujar Direktur Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan dan Halal BSN, Heru Suseno.
Bersambung ke halaman selanjutnya.