Penyaluran Pupuk Subsidi ke Petani Kini Bisa Lewat Aplikasi, Begini Caranya

ADVERTISEMENT

Penyaluran Pupuk Subsidi ke Petani Kini Bisa Lewat Aplikasi, Begini Caranya

Aulia Damayanti - detikFinance
Kamis, 06 Okt 2022 16:27 WIB
Memasuki musim tanam awal tahun 2021, PT Pupuk Indonesia (Persero) menyiapkan stok pupuk subsidi dan non subsidi untuk petani.
Ilustrasi/Foto: Dok. Pupuk Indonesia
Jakarta -

PT Pupuk Indonesia (Persero) terus memperketat pengawasan pupuk bersubsidi melalui digitalisasi menjelang musim tanam Oktober-Maret (Okmar). Upaya ini adalah bagian dari transformasi digital Pupuk Indonesia untuk mendukung pemerintah menyempurnakan tata kelola kebijakan pupuk bersubsidi.

Direktur Transformasi Bisnis Pupuk Indonesia, Panji Winanteya Ruky menjelaskan penyaluran hingga pengawasan pupuk ke petani dilakukan dengan teknologi bernama Distribution Planning & Control System (DPCS). Teknologi mampu mengawasi distribusi pupuk bersubsidi secara real time.

Teknologi itu dapat menyajikan data penjualan, alokasi pupuk subsidi daerah, kapasitas gudang, informasi distributor dan kios, hingga kontak staf distribusi dan pemasaran.

"Dengan DPCS, kami dapat melacak keberadaan pupuk mulai dari produsen, saat berada di kapal laut atau pelabuhan, perjalanan darat, bahkan mampu mengetahui jumlah stok di gudang-gudang di seluruh daerah secara real time," kata Panji dalam keterangan tertulis, Kamis (6/10/2022).

Selain DPCS, upaya lain dari Pupuk Indonesia untuk mendukung perbaikan tata kelola pupuk bersubsidi adalah melalui aplikasi kios Retail Management System (RMS) atau aplikasi REKAN. Aplikasi ini dapat menyederhanakan proses penebusan pupuk bersubsidi oleh petani, karena aplikasi REKAN dapat diintegrasikan dengan Kartu Tani milik Himbara dan E-RDKK milik Kementerian Pertanian.

Lewat aplikasi REKAN, Pupuk Indonesia juga dapat memantau jumlah stok pupuk pada kios secara real time, mampu beroperasi secara offline pada wilayah terpencil.

"Sehingga seluruh aktivitas pada aplikasi REKAN ini dapat ditelusuri, karena ada jejak digitalnya, dan pada akhirnya dapat meningkatkan transparansi dan akuntabilitas penyaluran pupuk bersubsidi," jelas Panji.

Hingga saat ini, aplikasi REKAN telah diuji coba pada seluruh daerah di provinsi Bali, dan untuk selanjutnya akan diuji coba di beberapa daerah di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), provinsi DI Yogyakarta, dan provinsi Jawa Timur.

Setelah melalui tahap evaluasi, rencananya pada 2023 Pupuk Indonesia akan melakukan scale up secara bertahap untuk diterapkan pada semua Kios Pupuk Lengkap di seluruh Indonesia.

"Kami juga mulai menerapkan precision farming dan digital drone untuk membantu petani mengetahui rekomendasi pemupukan yang tepat," jelas Panji.

Panji mengatakan transformasi digital Pupuk Indonesia sejalan dengan arahan Menteri BUMN Erick Thohir untuk bertransformasi dan menerapkan digitalisasi. Pupuk Indonesia telah menjalankan transformasi digital di setiap lini bisnisnya, mulai dari produksi hingga pendistribusian di tingkat kios.

"Pemerintah melalui kelompok kerja pupuk bersubsidi sedang memperbaiki tata kelola serta mengintegrasikan sistem perencanaan dan penyaluran pupuk bersubsidi. Pupuk Indonesia memainkan perannya dengan menerapkan digitalisasi rantai pasok dari gudang produsen hingga ke petani," pungkasnya.

Tidak hanya bidang rantai pasok, transformasi digital Pupuk Indonesia juga telah berjalan di seluruh lini bisnis. Mulai penerapan data analytics, digitalisasi operasi dan pemeliharaan pabrik melalui aplikasi Digifert, sistem Track & Trace untuk menelusuri kemasan pupuk, hingga di sektor hilir terdapat platform digital iFarms untuk merekam data petani, data lahan, pendanaan, status budidaya, serta terintegrasi dengan stakeholder pertanian lainnya.

(ada/ara)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT