Pupuk Kaltim Pastikan Ketersediaan Pupuk buat Hindari Krisis Pangan

Yudistira Perdana Imandiar - detikFinance
Kamis, 20 Okt 2022 12:07 WIB
Foto: Dok. Pupuk Kaltim
Jakarta -

Di momen Hari Pangan Sedunia yang diperingati setiap 16 Oktober, Pupuk Kaltim memastikan kecukupan stok pupuk untuk sisa tahun 2022 dan persiapan masa tanam 2023. Hal ini sekaligus menjadi upaya mitigasi dari krisis pangan yang menjadi ancaman global.

Sampai dengan 16 Oktober 2022, PKT telah menyalurkan 478.586 ton pupuk urea bersubsidi dan 6.638 ton pupuk NPK bersubsidi. Selain itu, PKT juga telah menyiapkan 45.384 ton pupuk non subsidi di seluruh wilayah pemasaran untuk memenuhi kebutuhan petani yang membutuhkan.

Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi menyampaikan pihaknya selalu membuka diri untuk bersinergi dengan pihak lainnya, termasuk para pemangku kepentingan untuk bersiap menghadapi krisis pangan lewat penyediaan stok pupuk.

"Dengan turut mempertimbangkan analisa pakar dan juga seperti yang diungkapkan Menteri Keuangan, Ibu Sri Mulyani terkait ancaman krisis pangan global pada 2023, jumlah pupuk nantinya secara tidak langsung juga berkaitan dengan potensi produksi pangan. Oleh karenanya, PKT telah menyesuaikan produksi dan sekaligus juga memodifikasi sedemikian rupa agar penyaluran pupuk dapat berjalan tanpa hambatan yang berarti," jelas Rahmad dalam keterangan tertulis, Kamis (20/10/2022).

Dalam konferensi pers The 1st Joint Finance and Agriculture Ministers Meeting G20 di Washington DC beberapa waktu lalu, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengingatkan krisis pupuk pada masa ini berkaitan langsung dengan krisis pangan yang diprediksi akan terjadi pada 2023. Artinya, krisis pangan nantinya dapat diatasi dengan meningkatkan produktivitas pertanian.

Untuk menghindari krisis pangan itu, kata Rahmad, tidak hanya diperlukan kuantitas dan kualitas material terkait produktivitas pertanian, tetapi juga perlu memperhatikan aspek sumber daya manusia. Menurutnya Pelaku usaha maupun pelaksana kegiatan pertanian di Indonesia mempunyai potensi yang besar dalam hal kuantitas dan oleh karenanya menjadi salah satu aset berharga yang perlu dikembangkan dengan serius.

Ia menambahkan di dua kuartal pertama tahun 2022, terdapat banyak rangkaian peristiwa yang turut berdampak pada penurunan produksi pangan, baik secara nasional maupun global. Meskipun pandemi COVID-19 secara efektif sudah mulai mereda, aksi-aksi agresif seperti invasi Rusia ke Ukraina juga turut mengambil andil dalam destabilisasi keseimbangan stok pangan global, yang kemudian berdampak langsung pada naiknya harga pangan global.

Dalam mengatasi permasalahan dalam skema transpor bahan pangan, lanjut Rahmad, negara-negara dunia diharapkan dapat menjadi lebih mandiri dalam mencukupi setidaknya keperluan pangan nasionalnya sendiri. Strategi yang mengutamakan keperluan nasional pada prioritas teratas ini sejatinya dapat ditujukan tidak hanya untuk mengatasi krisis musiman, tetapi juga dapat diekspansi sebagai salah satu penggerak dalam mencapai kecukupan pangan yang berkelanjutan.

PKT pun memastikan bahwa produksi dan distribusi pupuk aman selama periode Musim Tanam Pertama 2023 (Maret-April 2023). Per tanggal 14 Oktober 2022, sebanyak 109.103 ton stok pupuk urea bersubsidi dan 2.165 ton NPK formula khusus, serta 197.048 ton pupuk urea non subsidi dan 41.613 NPK non subsidi telah tersedia di gudang-gudang PKT yang tersebar di sejumlah wilayah tanggung jawab perusahaan.

Rahmad menyatakan PKT yang bertanggung jawab atas pengadaan dan penyaluran pupuk bersubsidi di delapan wilayah, yaitu Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat bakal menyukseskan musim tanam perdana tahun depan, sekaligus meminimalisir dampak krisis pangan dengan terus memonitor dan memastikan ketersediaan stok dan distribusi pupuk. PKT juga memperhatikan sebaran produksi produk antara pupuk bersubsidi dan non subsidi di wilayah tanggung jawab dilaksanakan sesuai dengan arahan pemerintah.

Selain memastikan stok dan distribusi pupuk aman, Rahmad menyatakan PKT juga terus menghadirkan beragam inovasi untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Beberapa di antaranya dilakukan lewat program Agrosolution dan MAKMUR.

"Kami bertanggung jawab untuk memastikan bahwa kesejahteraan para petani sebagai ujung tombak ketahanan pangan nasional kita ini tetap terjaga. Kami terus melakukan pendampingan lewat program kami secara berkelanjutan agar para petani bisa terus meningkatkan produktivitas mereka yang dampaknya secara tidak langsung juga akan meningkatkan taraf ketahanan pangan secara nasional. Dengan demikian, diharapkan bahwa lewat produktivitas para petani ini nantinya pertanian nasional tidak hanya dapat menghindari krisis, tetapi bahkan dapat melakukan ekspansi," ujar Rahmad.




(akn/hns)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork