3 Sebab Laba HM Sampoerna Jeblok 11,7%

3 Sebab Laba HM Sampoerna Jeblok 11,7%

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Selasa, 01 Nov 2022 20:30 WIB
Rokok Sampoerna mild.  dikhy sasra/ilustrasi/detikfoto
Foto: dikhy sasra

Dalam menghadapi kondisi ini, Gkatzelis mengatakan, pihaknya terus berupaya menciptakan long term value untuk semua pemangku kepentingan. Dari sinilah, topline Sampoerna tetap terlihat kuat dan pemulihan dari tahun ke tahun mulai terlihat.

"Dari segi perbandingan dari kuartal per kuartal, kita sudah melihat perbaikan. Dari sini kita sudah melihat bahwa dengan adanya sustainable excise taxes, jarak tarif cukai itu dapat dijaga. Kemudian juga bisa membantu pemerintah dalam mencapai tujuan dalam pemulihan ekonomi, kesehatan masyarakat, ketenagakerjaan dan pemasukan negara," jelasnya.

HM Sampoerna pun melaporkan pemulihan volume penjualan, pangsa pasar, dan pendapatan bersih secara bertahap di setiap kuartal di 2022. Dalam pendapatan bersih, pada kuartal I 2022 besarannya mencapai Rp 26,2 triliun, kuartal II 2022 naik menjadi Rp 27,3 triliun, dan di kuartal III perseroan mampu memperoleh Rp 29,9 triliun. Total pendapatan bersih dalam 9 bulan pun mencapaiRp 83,4 triliun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kondisi ini juga didukung dengan peningkatan volume penjualan produk, yang juga diiringi dengan kenaikan harga rokok sekitar 8% hingga bulan September. Portofolio produk pun turut menunjang peningkatan volume, melalui kelompok merek Sampoerna A, Dji Sam Soe, dan Marlboro.

"Peningkatan volume yang didukung dengan kekuatan produk-produk kami. Kami menjual 65,6 miliar batang pada 9 bulan pertama, atau sebesar 7,9% dibanding tahun sebelumnya," kata Gkatzelis.

ADVERTISEMENT

Sementara untuk market share, Gkatzelis menyampaikan,
pada kuartal III 2022 mencapai 28,2%. Persentase ini merupakan yang tertinggi dalam 6 tahun terakhir, dan naik 0,2 poin dibanding tahun sebelumnya.

"Sementara untuk periode 9 bulan ini, dengan adanya tekanan pasar sejak tahun 2019, kami berhasil menstabilkan pangsa pasar kami 28%," tambahnya.

Gkatzelis menyampaikan, pihaknya juga terus memperkuat jaringan penjualan di seluruh Indonesia, termasuk meningkatkan akses digitalisasi melalui ekosistem Sampoerna Retail Community (SRC) yang mencakup sekitar 200 ribu peritel tradisional yang tersebar di seluruh Indonesia.


(dna/dna)

Hide Ads