"Sementara CATL kita lagi dalam proses, doakan, Insyaallah tahun tahun ini juga sudah bisa kita memulai groundbreaking-nya," kata Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam konferensi pers virtual, Jumat (17/9/2021) silam.
CATL berinvestasi di Indonesia senilai US$ 5,1 miliar atau setara Rp 72,4 triliun (kurs Rp 14.200). Perusahaan tersebut sudah menandatangani kontrak dengan Indonesia yang berdasarkan catatan detikcom, sudah dilakukan pada akhir 2020.
Selain itu berdasarkan catatan detikcom, PT Vale Indonesia Tbk akan membangun smelter nikel berteknologi tinggi di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Smelter ini bakal mengolah bijih nikel limonit menjadi produk Mixed Hydroxide Precipitate atau MHP.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengolahan nikel dilakukan dengan teknologi High Pressure Acid Leaching atau HPAL. Produk MHP sendiri, diketahui bisa digunakan sebagai salah satu komponen baterai, yang bisa digunakan untuk kendaraan listrik.
CEO Vale Indonesia Febriany Eddy mengatakan smelter HPAL ini akan dikerjasamakan dengan perusahaan asal China, Zhejiang Huayou Cobalt Company atau akrab disebut Huayou. Smelter itu akan mengolah bijih nikel limonit menjadi produk MHP dengan kapasitas produksi tahunan mencapai 60.000 ton.
"Perjanjian kemitraan ini merupakan katalis lain untuk pembangunan ekonomi berkelanjutan dari sumber daya nikel kelas dunia Indonesia," kata Febriany dalam konferensi pers di Hotel Park Hyatt, bilangan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (13/9/2022) lalu.
Simak Video "Video Bahlil Menghadap Prabowo, Bahas Hilirisasi Nikel-Bangun Kilang DME"
[Gambas:Video 20detik]
(zlf/zlf)