Lika-liku Kendaraan Listrik Mengaspal di RI, Kini Mau Disubsidi

Year in Review 2022

Lika-liku Kendaraan Listrik Mengaspal di RI, Kini Mau Disubsidi

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Selasa, 20 Des 2022 07:30 WIB
Jokowi naik mobil listrik di KTT G20
Mobil listrik dipakai selama KTT G20 Bali. Salah satunya mobil untuk Presiden Joko Widodo/Foto: Youtube Kemkominfo TV

Percepatan pembangunan ekosistem EV di Tanah Air pun semakin kentara menjelang perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali. Penggunaan kendaraan listrik di G20 disebut-sebut sebagai pembuktian komitmen Indonesia terkait transisi energi dari energi fosil ke energi terbarukan. Terlihat pula dari pemerintah RI yang menyediakan beragam EV sebagai alat transportasi para delegasi dunia selama G20.

Pada awal November kemarin, Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara Setya Utama menjelaskan pemerintah mendapatkan pinjaman kendaraan listrik dari beberapa pabrikan di tanah air. Dia menyatakan jumlahnya ada sekitar 836 mobil listrik yang dipinjamkan oleh Hyundai, Toyota, dan juga Wuling. Kalau ditotal, keseluruhan ada 962 unit kendaraan listrik. Selain mobil, ada juga 454 motor listrik dan 26 bus listrik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari gelaran G20 pula dihasilkan berbagai kerja sama baru menyangkut pengembangan ekosistem EV di Tanah Air. Salah satunya, kolaborasi dalam membangun EV charger kendaraan listrik dengan nilai investasi capai US$ 20 juta. Kolaborasi ini dilakukan oleh Utomo SolaRUV, melalui PT Utomo Juragan Atap Surya dengan penyedia solusi EV Chargers dan Charging Systems terkemuka di Asia Tenggara, Charge+. Ditargetkan setidaknya da 10 ribu titik pengisian daya pada 2030 mendatang.

Upaya pemerintah tidak berhenti sampai disitu dalam menggenjot ekosistem EV di Indonesia. Pada pertengahan September lalu, menyeruak kabar kalau bakal ada subsidi untuk pembelian kendaraan listrik. Sementara dari kabar terbarunya, rencana insentif alias subsidi ini sedang dalam tahap finalisasi.

ADVERTISEMENT

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, rencananya subsidi untuk mobil listrik adalah Rp 80 juta. Sementara untuk mobil berbasis hybrid subsidinya Rp 40 juta. Sementara itu, untuk besaran insentif motor ditaksir sekitar Rp 8 juta, sedangkan untuk konversi motor jadi motor listrik akan diberikan sekitar Rp 5 juta.

Terkait apakah subsidi kendaraan listrik bakal membebani APBN, Agus menyebut masih terus mendiskusikannya. Pihaknya juga akan bertemu dengan DPR untuk meminta izin.

Targetnya 2 juta unit kendaraan listrik diproduksi di Indonesia pada 2025. Angka ini terdiri dari 400 ribu unit roda empat dan 1,76 juta unit roda dua. Hal ini juga selaras dengan target target bauran energi baru terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025, serta target NZE Indonesia di 2060 atau lebih cepat.

Tidak hanya produksi EV, pemerintah juga menargetkan pada kuartal II 2024, Indonesia sudah mulai memproduksi baterai lithium. Dari sanalah, harapannya pada 2028 RI bisa menjadi produsen baterai EV terbesar di dunia.


(hns/hns)

Hide Ads