Strategi Kemenperin Selamatkan Industri Tekstil RI yang Babak Belur

Erika Dyah Fitriani - detikFinance
Jumat, 23 Jun 2023 22:56 WIB
Foto: Kementerian Perindustrian
Jakarta -

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyiapkan sejumlah strategi untuk industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) yang saat ini terkontraksi dan mengalami penurunan ekspor. Kondisi ini tidak lepas dari situasi ekonomi dunia yang pertumbuhannya diprediksi International Monetary Fund (IMF) melambat menjadi 2,9% pada 2023.

Bank Indonesia juga memprediksi perlambatan Produk Domestik Bruto (PDB) Amerika Serikat tahun 2023 sebesar 0,9% dibandingkan tahun sebelumnya. Hal yang sama juga terjadi pada kawasan Eropa dan negara tujuan ekspor lainnya.

Kondisi tersebut disebut berdampak pada kinerja Industri TPT nasional yang memiliki tujuan utama ekspor ke Amerika Serikat dan Eropa. Pada periode Januari-April 2023, tercatat penurunan nilai ekspor TPT mencapai US$ 3,7 miliar. Jumlah ini turun 28,44% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 5,1 miliar.

Pasar produk TPT juga diketahui mengalami serbuan impor dari China. China mengalami penumpukan inventory akibat menurunnya permintaan dari Amerika Serikat dan Eropa, sehingga mulai mencari negara pasar baru untuk menampung hasil produksinya, termasuk Indonesia.

"Apalagi Indonesia memiliki pertumbuhan ekonomi yang cenderung stabil dan populasi penduduk yang besar. Hal ini menjadikan kita sebagai tujuan pasar yang potensial bagi produk TPT asal China," ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan tertulis, Jumat (23/6/2023).

Menurut Agus, situasi ini mengancam industri TPT dalam negeri. Oleh karena itu, pemerintah diharap segera mengambil kebijakan pengamanan pasar dalam negeri demi meminimalisasi dampak menurunnya permintaan dan potensi dumping dari China.

"Kami memperoleh laporan bahwa industri serat mulai mengurangi produksinya. Hal ini terjadi karena impor serat dan filamen sintetis, serta kain yang mulai membanjiri pasar dalam negeri," jelasnya.

Ia menyebut kinerja industri TPT yang menurun turut membuat pengurangan tenaga kerja cukup signifikan. Hingga saat ini, terjadi pengurangan tenaga kerja berupa Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di sektor industri TPT hingga 70 ribu orang.

Agus mengungkapkan pihaknya akan mengambil kebijakan mitigasi berupa kebijakan jangka pendek, yakni dengan meningkatkan pengawasan pasar TPT dalam negeri dan berkoordinasi dengan pemangku kepentingan terkait.

Kemenperin juga menyiapkan kebijakan jangka panjang dengan menjaga pasar TPT dalam negeri, meningkatkan kinerja industri TPT, dan melakukan konektivitas industri TPT dari hulu, antara, hingga ke hilirnya.

Klik halaman selanjutnya >>



Simak Video "Tolak PHK Industri Tekstil, Buruh Gelar Demo di Patung Kuda Jakpus"

(ncm/ega)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork