Produsen rokok British American Tobacco (BAT) mengumumkan akan menjual bisnisnya di Rusia dan Belarusia. Langkah ini diputuskan perusahaan dikarenakan invasi besar-besaran yang dilakukan Rusia ke Ukraina.
Perusahaan telah menandatangani perjanjian penjualan formal dengan konsorsium yang dipimpin oleh anggota tim manajemen operasinya di Rusia. Diperkirakan, kesepakatan selesai bulan depan.
"Setelah selesai, BAT tidak akan lagi hadir di Rusia atau Belarusia dan tidak akan menerima keuntungan finansial dari penjualan yang sedang berlangsung di pasar-pasar tersebut," kata perusahaan dikutip dari CNN, Jumat (8/9/2023).
Bisnis BAT di Rusia dan Belarusia menyumbang 2,7% dari pendapatan perusahaan. Perusahaan senilai US$ 72 miliar ini mengatakan pada Maret tahun lalu, tak lama setelah pecahnya perang bahwa kepemilikannya atas bisnis Rusia tidak lagi berkelanjutan dalam kondisi saat ini.
Namun sejak itu, Rusia semakin mempersulit perusahaan-perusahaan Barat untuk menarik diri dari Rusia. Bahkan, mereka diwajibkan membayar biaya yang besar kepada pemerintah atas penjualan aset mereka. Pada Februari lalu, BAT sempat mengungkapkan ada potensi denda £ 612 juta atau US$ 764 juta yang setara Rp 11,68 triliun (kurs Rp 15.300) terkait rencana keluarnya perusahaan.
Invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina yang memicu eksodus besar-besaran perusahaan-perusahaan Barat dari Rusia. Termasuk di antaranya pembuat bir Belanda Heineken, yang mengumumkan hengkang dari negara tersebut bulan lalu. Mereka mengatakan, telah menjual bisnisnya di Rusia dengan harga simbolis €1.
CEO Heineken Dolf van den Brink mengatakan dalam sebuah pernyataan, proses hengkangnya dari Rusia memakan waktu lebih lama dari yang diharapkan. Selain itu ia juga menggarisbawahi tantangan signifikan yang dihadapi oleh perusahaan manufaktur besar yang mencoba meninggalkan Rusia.
(shc/ara)