Pengusaha memprediksi harga gula industri atau rafinasi semakin mahal pada awal 2024. Hal ini imbas dari India yang berencana menyetop ekspor gula mulai Oktober 2023.
"Prediksi saya, gula rafinasi tahun depan naik lagi, mungkin tak sebesar tahun ini, mungkin sekitar Rp 14.000 atau Rp 14.000 lebih," kata Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi), Adhi S. Lukman, ditemui di ICE BSD, dikutip Jumat (15/9/2023).
Wakil Bidang Perdagangan Apindo itu juga mengatakan saat ini harga gula rafinasi saja sudah lebih mahal dari gula konsumsi. Harga gula konsumni di kelas produsen atau petani Rp 12.500 per kg, sementara harga gula rafinasi sudah di atas Rp 13.000 per kg.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Normalnya (harga gula rafinasi) di bawah Rp 10.000 per kg, Rp 8.000 atau Rp 9.000," lanjutnya.
Meski sebenarnya, menurut Adhi India bukan menjadi negara asal impor gula utama bagi Indonesia. Namun, dampak penyetopan ekspor itu akan melebar ke harga internasional.
"Ini terus terang akan menjadi berat terutama harga. Kalau ketersediaan tidak terlalu khawatir kita sourcing dari lain lain dari Thailand, Brasil meskipun sudah sulit dari Australia. Tetapi sedikit ada satu negara melarang itu akan berpengauh terhadap harga," terang dia.
Imbas kenaikan harga gula rafinasi pada awal tahun depan, harga makanan dan minuman berpemanis juga diperkirakan naik. Adhi mengatakan kenaikannya tidak akan mencapai 30% tetapi naik 10%.
"Perkiraan awal tahun depan. Nggak mungkin (kalau naik 30%), sulit perkiraan saya, maksimum 10%. Itu kita mengurangi margin lagi jadi kita melakukan efisiensi," pungkasnya.
Sebelumnya, diberitakan bahwa India berencana menyetop ekspor gula industri atau rafinasi pada Oktober 2023. Langkah ini dilakukan karena produksi atau panen tebu yang menurun akibat cuaca panas di negara tersebut.
Sumber dari pemerintah India yang tak ingin menyebutkan namanya mengatakan rencana penyetopan ekspor gula rafinasi dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Apalagi saat ini harga gula industri di India telah melonjak tajam.
"Fokus utama kami adalah memenuhi kebutuhan gula lokal dan memproduksi etanol dari kelebihan tebu. Jadi di musim mendatang, kuota ekspor gula tidak akan ada," ujarnya dikutip dari CNBC, Jumat (25/8/2023).
Rencana India untuk menyetop ekspor gula ini diprediksi juga meningkatkan harga acuan gula internasional. Terutama harga acuan gula rafinasi di New York dan London yang telah mengalami kenaikan cukup tinggi beberapa tahun terakhir.
Lihat juga Video 'Cek Pasar Induk, Mendag Zulhas Yakin Harga Beras Turun dalam Sepekan: