-
Konektivitas menjadi poin penting dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK). Untuk meningkatkan konektivitas, pemerintahan Jokowi-JK membangun tol laut. Tol laut merupakan konektivitas angkutan laut yang efektif secara terjadwal melayani kapal dari Barat ke Timur Indonesia.
Dalam perjalanannya program tol laut yang dimulai sejak 2015 hingga 2017 memiliki 13 rute. Rute-rute tersebut menyinggahi sebanyak 41 pelabuhan singgah di Indonesia, di mana 7 rute di antaranya ditugaskan ke Pelni dan 6 lainnya ke swasta.
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhuh) telah menganggarkan dana Rp 380 miliar untuk program tol laut pada tahun anggaran 2017. Dana tersebut di antaranya Rp 220 miliar untuk membiayai enam trayek yang dioperasikan Pelni, sedangkan Rp 160 miliar untuk membiayai lima trayek baru.
Kehadiran tol laut juga bisa memfasilitasi para pelaku UMKM di timur Indonesia untuk memasarkan produknya ke wilayah barat. Sehingga kapal yang tadinya mengirim bahan pangan dari barat ke timur, bisa terisi lagi saat kembali ke barat.
Saat ini terdapat 13 rute tol laut yang menyinggahi sebanyak 41 pelabuhan di Indonesia. Antara lain:
Rute T1, yaitu Tanjung Perak-Wanci-Namlea-Wanci-Tanjung Perak.
Rute T2, yaitu Tanjung Perak-Kalabahi-Moa-Saumlaki-Moa-Kalabahi-Tanjung Perak.
Rute T3, yaitu Tanjung Perak-Calabai (Dompu)-Maumere-Larantuka-Lewoleba-Rote-Sabu-Waingapu-Sabu-Rote-Lewoleba-Larantuka-Maumere-Calabai (Dompu)-Tanjung Perak.
Rute T4, yaitu Tanjung Perak-Bau Bau-Manokwari-Bau Bau-Tanjung Perak.
Rute T5, yaitu Makassar-Tahuna-Lirung-Tahuna-Makassar.
Rute T6, yaitu Tanjung Priok-Natuna-Tanjung Priok.
Rute T7, yaitu Tanjung Priok-Enggano-Mentawai-Enggano-Tanjung Priok.
Rute T8, yaitu Tanjung Perak-Belang Belang-207-Sangatta-P Sebatik-Tanjung Perak.
Rute T9, yaitu Tanjung Perak-Kisar (Wonreli)-Namrole-Kisar (Wonreli)-Tanjung Perak.
Rute T10, yaitu Makassar-Tidore-Tobelo-Morotai-Maba-Pulau Gebe-Maba-Morotai-Tobelo-Tidore-Makassar.
Rute T11, yaitu Tanjung Perak-Dobo-Merauke-Dobo-Tanjung Perak.
Rute T12, yaitu Makassar-Wasior-Nabire-Serui-Biak-Serui-Nabire-Wasior-Makassar.
Rute T13, yaitu Tanjung Perak-Fakfak-Kaimana-Timika-Kaimana-Fakfak-Tanjung Perak.
Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub, Agus H. Purnomo mengungkapkan untuk tahun 2018 pihaknya akan menambah dua trayek baru, sehingga total keseluruhan mencapai 15 trayek. Dua trayek baru tersebut akan menghubungkan Surabaya-NTT, dan Surabaya-Maluku.
"Untuk lanjutan proyek tol laut 2017 sudah berjalan 13 trayek, tahun 2018 akan ditambah menjadi 15 trayek," papar Agus H. Purnomo di Kantor Pusat Kemenhub, Jakarta, Kamis (14/12/2017) lalu.
Pengadaan trayek tol laut terus diperbanyak guna menciptakan stabilisasi harga barang di daerah luar pulau Jawa. Selain semen, jenis muatan yang diangkut melalui tol laut adalah bahan makanan, daging, bahan bangunan, alat tulis, pupuk hingga pakan ternak. Barang-barang tersebut diangkut dengan kapal bermuatan 600 ton hingga 150 teus.
Dia menjelaskan, harga dan stok bahan pokok di daerah-daerah yang disinggahi kapal tol laut tersebut relatif lebih stabil. Ini lantaran kapal tol laut yang beratnya di atas 3.300 DWT memiliki daya angkut besar, serta operasionalnya tak terpengaruh cuaca di laut.
Sementara untuk anggaran subsidi tol laut tahun 2018 yakni Rp 447 miliar, naik dibandingkan tahun 2017 sebesar Rp 335 miliar.
Kemenhuh bakal menambah lagi jalur tol laut, dari sebelumnya penambahan dari 13 menjadi 15 jalur tol laut, Kemenhub juga akan menambah tiga jalur feeder untuk melayani angkutan logistik di pulau kecil.
Kasubdit Angkatan Laut Dalam Negeri, Wisnu Handoko menjelaskan, dengan penambahan tersebut maka totalnya akan ada 18 rute tol laut yang beroperasi di 2018.
"Itu pengembangan rute baru, feedernya tiga dan tol lautnya 15 totalnya 18, feedernya ke Sangihe, Tobelo dan Biak," ujar dia dalam Seminar Nasional Transportadi Laut di Hotel Le Meridien, Jakarta Pusat, Kamis (21/12/2017) lalu.
Langkah pemerintah untuk menekan disparitas harga yang terjadi di kawasan, timur terus dilakukan dengan berbagai cara. Namun, dengan penambahan tiga jalur, pihaknya memprediksi langkah tersebut akan menurunkan harga pangan hingga 30%.
Permasalahan pengangkutan bukan hanya permasalahan jalur angkut, namun juga pendistribusian dari pelabuhan ke berbagai wilayah di kawasan timur yang masih terbatas.
Dengan adanya hubungan antara pelabuhan-pelabuhan laut ini, maka dapat diciptakan kelancaran distribusi barang hingga ke pelosok. Program tol laut ini juga berdampak terhadap penurunan sejumlah harga komoditas di wilayah timur.
Berdasarkan data yang dirangkum Kementerian Perhubungan (Kemenhub), sejumlah komoditas di Larantuka, Flores, Nusa Tenggara Timur misalnya tercatat harga beras, gula pasir, minyak goreng kemasan, tepung terigu dan triplek 3 mm terjadi penurunan dari bulan Agustus 2016 ke bulan Juni 2017.
Harga beras turun 17% dari Rp 12.000/kg menjadi Rp 10.000/kg, harga gula pasir turun 17% dari Rp 18.000/kg menjadi Rp 15.000/kg, harga minyak goreng kemasan turun 12% dari Rp 17.000/kg menjadi Rp 15.000/kg, harga tepung terigu turun 20% dari Rp 10.000/kg menjadi Rp 8.000/kg, dan triplek 3 mm turun 4% dari Rp 55.000 menjadi Rp 53.000.
Penurunan harga juga terjadi di daerah Fak-Fak, pada komoditas beras dan gula pasir yang masing-masing turun 13% dan 6%. Di daerah Dobo, gula pasir dan tepung terigu masing-masing turun 19% dan 7%, dan di daerah Anambas, Kepulauan Riau, gula pasir dan beras masing-masing turun 14% dan 6%.
Harga semen juga tercatat turun di beberapa wilayah di Papua. Di Wamena, harga semen yang semula Rp 500 ribu/sak saat ini sudah turun 40% menjadi Rp 300 ribu/sak. Di Puncak Jaya, harga semen semula Rp 2,5 juta/sak turun 28% menjadi Rp 1,8 juta/sak. Kemudian di Jayapura turun 10% dari Rp 95 ribu/sak menjadi Rp 85 ribu/sak dan di Nabire turun 12% dari Rp 85 ribu/sak menjadi Rp 75 ribu/sak.
Selain itu, penurunan harga beras juga terjadi di wilayah-wilayah timur lainnya. Di Tobelo, Maluku Utara, harga beras turun 23% dari Rp 13.000/kg menjadi Rp 10.000/kg. Di sorong turun 20% dari Rp 13.000/kg menjadi Rp 10.500/kg, kemudian di Bontang dari Rp 12.000/kg turun menjadi Rp 10.500/kg. Di Ternate dari Rp 13.000/kg turun 20% menjadi Rp 10.500/kg, dan di Biak turun dari Rp 14.000/kg menjadi Rp 10.000/kg.
Pulau jawa sebagai sentra suplai kebutuhan pangan nasional kerap kali mengirimkan berbagai kebutuhan pangan hingga ke pelosok Indonesia.
Dalam setiap pengiriman melalui trayek pelayaran tol laut kapasitas daya angkutnya dari kawasan barat ke timur bisa mencapai 120%. Namun, kapal pengangut yang datang dari timur kerap kali tidak membawa apapun.
Kasubdit Angkutan Laut Dalam Negeri Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Wisnu Handoko menjelaskan, kondisi tersebut terjadi pada kapal pengangkut yang pulang dari kawasan timur Indonesia. Wisnu menjelaskan, bahkan kuota angkut dari kawasan timur tidak lebih dari 20%.
"Kalau dari barat ke timur penuh. Bahkan kami mencatat ada yang sampai 120% dari yang kita subsidi 115 teus untuk kapal yang kontainer ya, tapi kapal yang digunakan kapasitasnya ada yang sampai 200 teus dan kita mencatat mereka bisa mengisi lebih dari 115 teus artinya mereka mengisi lebih dari 100%," jelas dia dalam Seminar Nasional Transportadi Laut di Hotel Le Meridien, Jakarta Pusat, Kamis (21/12/2017) lalu.
Wisnu menjelaskan kondisi tersebut terjadi karena kurangnya dorongan dari pemerintah daerah.
"Pemda belum memanfaatkan ini secara maksimal,terbukti kalau muatannya yang di daerah masih di bawah 20%. itu pun hanya daerah -daerah tertentu yang tercatat seperti daerah papua seperti Fak Fak, Merauke kemudian tercatat juga Natuna. tapi semua masih di bawah 20%," ujar dia.