Chief Technical Officer Airport KINESIS Consulting Shad Serroune menjelaskan, dana tersebut merupakan dana keseluruhan dari pembangunan bandara yang akan dibangun di atas laut tersebut.
"Itu merupakan semua dana yang langsung dikeluarkan untuk kebutuhan bandara secara keseluruhan," kata dia dalam Paparan Rencana Pembangunan BIBU, di Hotel Borobudur, Kamis (22/2/2018).
Projek Strategic Advisor PT BIBU Freddy Numberi menjelaskan, pembangunan bandara ini penting karena Bandara Ngurah Rai sudah begitu padat.
"Sangat penting, Ngurah Rai itu sudah overload. Waktu ada konferesi di Bali itu penerbangan ke Bali dialihkan ke Surabaya, Yogyakarta dengan pembangunan Bali Utara akan lebih efektif. Ini juga akan memberikan nilai ekonomi untuk masyarakat Bali," katanya.
Freddy menjelaskan, pembangunan bandara di lepas pantai juga sudah diaplikasikan di beberapa negara besar seperti Macau. Meski biaya pembangunan di atas laut lebih mahal, namun hal tersebut lebih efektif, karena tidak melibatkan pembebasan lahan.
Pasalnya dengan pembangunan bandara di darat, pihaknya banyak menemukan kendala seperti harus memindahkan 33 pure yang 21 situs, dan harus memindahkan jalan raya, pemukiman dan sampai sawah potensial di Bali.
"Jadi kalau dalam tiga tahun kita bisa bangun bandara di atas laut dan selesai tapi kalau di darat itu halangannya banyak sekali, dan kita tidak bisa memindahkan pure (pura) karena menurut masyarakat bali itu tidak boleh," katanya.
Freddy sendiri heran, dengan ada investasi yang tersedia, kenapa izin untuk penetapan lokasi saja harus menunggu lama.
"Kok di negara lain bisa cepat. Kita nggak. Bangsa ini harus belajar untuk saling mendukung demi ekonomi Indonesia itu sendiri," paparnya.