Penerapan teknologi tak sebatas pada pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan, tetapi juga berbagai infrastruktur lain seperti pelabuhan, bandara hingga pembangkit listrik.
Sebagai badan usaha kepelabuhanan, PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) atau Pelindo III menjadi BUMN di sektor logistik yang pertama menerapkan Building Information Modelling (BIM) dalam melakukan perencanaan pembangunan untuk proyek investasinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Engineering, Information and Communication Technology Director Pelindo III Husein Latief menyebut penerapan BIM di Pelindo III dapat memberi banyak keuntungan. Dengan BIM maka bangunan dapat dianalisa terlebih dahulu seperti efek terhadap beban yang diterima, angin, cahaya, dan panas sehingga performa bangunan sesuai dengan yang diharapkan.
"BIM mampu menyelesaikan permasalahan di semua tahap seperti desain, konstruksi, operasi dan pemeliharaan yang kerap timbul dalam suatu proyek sehingga berdampak pada biaya dan waktu pelaksanaan serta memiliki keakuratan yang tinggi dan lebih memudahkan dalam perencanaan proyek. Nantinya penggunaan teknologi bisa dihubungkan dengan program aplikasi lain untuk mendapatkan hasil yang optimal," imbuh Husein Latief.
Beberapa proyek Pelindo III yang menggunakan BIM antara lain pembangunan Pelindo Place Tower, lapangan penumpukan/container yard (CY) Terminal Teluk Lamong, Flyover Terminal Teluk Lamong, dermaga Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, lapangan penumpukan, dermaga dan gudang Pelabuhan Waingapu.
"Yang pasti penerapan BIM dapat menghasilkan sebuah produk desain yang lebih efisien, terutama pemangkasan biaya yang kemungkinan timbul selama berlangsungnya proyek akibat perbedaan antara perencanaan dan realitas di lapangan," jelas Husein Latief.
Pembangunan dengan menggunakan BIM ini mulai diterapkan oleh Pelindo III di triwulan I tahun 2018. Penggunaan BIM ini diperkirakan dapat meningkatkan pelayanan bisnis di kepelabuhahan dan berdampak positif bagi kinerja perusahaan.
(dna/zlf)