Tol Desari Ruas Antasari-Brigif Rampung, Siap Dibuka

Tol Desari Ruas Antasari-Brigif Rampung, Siap Dibuka

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Selasa, 25 Sep 2018 08:14 WIB
Tol Desari Ruas Antasari-Brigif Rampung, Siap Dibuka
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta - Konstruksi Tol Depok-Antasari Seksi I sudah 100% alias rampung. Tol sepanjang 5,8 km ini menghubungkan Antasari dengan Brigif.

Meski rampung, tol tak serta-merta langsung operasi. Untuk operasi, tol mesti melewati uji layak fungsi.

Uji layak fungsi tersebut tengah berlangsung saat ini, di mana tim penguji kemudian memberikan sejumlah catatan agar pengola tol melakukan perbaikan yang bersifat minor dalam waktu 2 minggu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktur Utama PT Citra Waspphutowa Djoko Sapto mengatakan, konstruksi tol ini dimulai sejak tahun 2014. Lanjutnya, dengan uji layak fungsi menunjukkan konstruksi tol sudah rampung.

"Kalau yang seksi I sudah 100%, antara BUJT dan kontraktor sudah 100%," kata dia kepada detikFinance di kantornya, Senin (24/9/2018).

Dia mengatakan, dari tim layak fungsi ada catatan minor yang perlu diselesaikan. Jika tak ada rintangan, maka tol ini bisa diresmikan akhir September.

Sebagai informasi, Tol Depok-Antasari terbagi menjadi 3 seksi. Seksi I Antasari-Brigif membentang 5,80 km, Seksi II Brigif-Sawangan 6,30 km, dan Seksi III Sawangan-Bojonggede 9,50 km.

Lantas, kapan tol ini operasi? Berapa tarifnya? Berikut beritanya ditangkum detikFinance:


detikFinance mendapat kesempatan menjajal langsung tol sepanjang 5,8 km tersebut, Senin (24/9/2018).

Penyusuran tol dimulai dari Gerbang Cilandak Utama menuju Brigif. Gerbang ini merupakan gerbang utama di mana setiap transaksi akan dilakukan di sini.

Gerbang tol berwarna biru tersebut telah tegak berdiri. Di gerbang ini terdapat mesin untuk transaksi dan disertai dengan portal pembatasnya.

Lebih lanjut, saat melintas di tol ini tak terasa guncangan yang berarti. Sebab, jalan ini sudah rapi di mana, sebagian besar jalan tertutup aspal.

Di kanan kiri tol juga tak terlihat banyak pekerjaan yang berarti. Pagar-pagar pembatas juga sudah tegak berdiri.

Selain itu, dalam tol ini sudah tak banyak pekerja terlihat. Hanya beberapa pekerja sesekali tampak untuk merapikan sisi kanan kiri jalan.

Untuk mencapai Brigif sebenarnya membutuhkan waktu yang singkat antara 5-10 menit. Namun, saat memantau tim beberapa kali berhenti.

Sampai di Brigif, mobil berputar balik kembali menuju ke Antasari. Sama seperti sebelumnya, jalan menuju Antasari juga mulus. Sebagian jalan telah tertutup aspal sehingga mobil yang melintas tak mengalami guncangan yang berarti.

Sampai kembali ke Gerbang Cilandak Utama, pengguna jalan akan dihadapkan banyak jalan. Sebab, tol ini langsung terhubung dengan Simpang Susun Antasari.

Simpang Susun Antasari ini menjadi titik pertemuan antara jalan menuju Lebak Bulus, Antasari, dan Kampung Rambutan. Baik jalan tol maupun jalan non tol.

Bagi masyarakat yang tak terbiasa melintas jalan ini tentu akan bingung. Tenang, tol ini sudah dilengkapi dengan petunjuk arah sehingga pengemudi tak perlu khawatir tersasar.


Pembangunan Tol Depok-Antasari Seksi I Antasari-Brigif berlangsung cukup lama. Padahal, pemenang tender tol ini ditetapkan pada tahun 2006.

Pengelola Tol Desari, PT Citra Waspphutowa buka suara terkait tantangan pembangunan tol tersebut.

Direktur Utama Citra Waspphutowa Djoko Sapto menerangkan, lahan menjadi tantangan utama yang dihadapi dalam pembangunan tol.

Mulanya, dalam pembangunan ini alokasi pembebasan lahan hanya Rp 700 miliar. Kemudian, alokasi itu membengkak menjadi Rp 2,6 triliun karena kenaikan harga lahan.

"Tol ini kan tendernya 2005, kita ditetapkan pemenang 2006. Seiring dengan itu, memang istilahnya jalan tol kan tanah, tanah yang dulunya pada saat investasi awal Rp 700 miliar, waktu itu langsung naik menjadi Rp 2,6 triliun saat itu 2006," terangnya kepada detikFinance di kantornya, Senin (24/9/2018).

Lanjutnya, tingginya harga lahan itu membuat pembebasan lahan menjadi molor. Pembebasan lahan baru berlangsung di tahun 2013.

"Tanah mungkin memang masalah dihadapi itu, mulai kelihatan pembebasan tanah 2013, jadi memang cukup lama, kita juga mulai 2014 start mulai konstruksi meskipun tanah juga 100% belum bebas" ujarnya.

Dia mengatakan, pembangunan tol menjadi lebih cepat karena perubahan ketentuan dari pemerintah terkait masalah pembebasan lahan.

"Setelah ada perubahan peraturan yang memang di luar yang diinventasikan menjadi kewajiban pemerintah kita pokoknya menalangi, dengan proses itu lebih concern di sana," ujarnya.

Dia melanjutkan, konstruksi tol saat ini sudah 100%. Tol Desari saat ini tengah menjalani uji layak fungsi, di mana tim uji layak fungsi memberi catatan agar dilakukan ada perbaikan-perbaikan bersifat minor seperti rambu, pagar, dan lain-lain. Catatan ini mesti diperbaiki selama 2 minggu ke depan. Jadi, tol ini diperkirakan baru bisa diresmikan pada akhir September.

"Target kita tahap I dari Antasari-Brigif tahun ini, kita menginginkan sih bulan ini, tapi kemarin tanggal 23 sudah ada tim layak fungsi datang, ada catatan-catatan minor, kita diberi waktu 2 minggu untuk menyelesaikan catatan tadi," tutupnya.

Konstruksi Tol Depok-Antasari (Desari) Seksi I Antasari-Brigif sepanjang 5,8 km sudah 100% dan siap dioperasikan. Adanya tol akan memangkas waktu tempuh dari Brigif ke Antasari dan sebaliknya.

Direktur Utama PT Citra Waspphutowa Djoko Sapto mengatakan, dengan tol ini maka waktu tempuh kendaraan dari Brigif ke Antasari dan sebaliknya cuma 5 menit.

"Enam km kalau kecepatan maksimum 80 km/jam rasanya 5-10 menit sudah sampai," kata dia kepada detikFinance di kantornya, Jakarta, Senin (24/9/2018).

Dia menerangkan, tol ini terdiri dari 3 seksi. Tol Desari ini nantinya akan menghubungkan Antasari hingga Bojonggede.

Bahkan, tol ini akan dikembangkan hingga Salabenda, sehingga terhubung dengan Tol Bogor Outer Ring Road (BORR). Dengan begitu, Tol Desari juga memberi manfaat karena memecah kepadatan kendaraan Tol Jagorawi.

"Menurut saya ini banyak manfaatnya kalau dilihat tol Jakarta jaringannya lingkar, yang radial nggak banyak, kalau sambung ke Bogor radial sebagai pendamping Tol Jagorawi. Kita tahu Jagorawi di Cawang begitu padat," ungkapnya.

Selain itu, pembangunan Tol Desari juga akan menghidupkan wilayah-wilayah ekonomi baru. Hal itu sebagaimana wilayah Andara yang terkena dampak pembangunan tol.

"Intinya kalau di sini dengan akses banyak orang memunculkan wilayah baru yang lebih berkembang, karena aksesnya begitu gampang, kita lihat dulu Andara, mungkin orang sulit (akses), sekarang jadi kawasan komersial," tutupnya.

Direktur Utama PT Citra Waspphutowa Djoko Sapto menerangkan, keputusan tarif belum ada hingga saat ini. Keputusan tarif baru keluar setelah uji layak fungsi selesai.

Namun, dirinya mengaku tengah berdiskusi dengan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) terkait besaran tarif tol.

"Tarif sih belum, setelah layak fungsi dinyatakan selesai, setelah diresmikan ada masa uji coba sekaligus paralel kita lagi berhitung dengan BPJT berapa sih, ini lagi proses ke sana," kata Djoko kepada detikFinance di kantornya, Senin (24/9/2018).

Dia menerangkan, dalam Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) tarif untuk tol ini sebesar Rp 1.168 per kilometer (km). Namun, tarif itu perlu dihitung ulang sejalan dengan peningkatan nilai investasi.

"Kita saat PPJT tahun 2014 waktu dibuka Rp 1.168 per km waktu itu, sekarang lagi kita hitung," ujarnya.

Berdasarkan hitungannya, tarif Tol Desari Seksi I Antasari-Brigif sepanjang 5,8 km seharusnya di kisaran Rp 8.000 hingga Rp 9.000. Tarif itu berdasarkan hitungkan untuk per km sebesar Rp 1.400.

"Harusnya Rp 8.000-9.000, Rp 1.168 dibawa tahun 2018 mungkin per km Rp 1.400 ya, cuma ya kita belum, tetap nanti ditentukan setelah hitungan dengan pihak BPJT," tambahnya.

"Yang terakhir Becakayu Rp 1.500/km, mungkin kita nggak jauh dari situ," ujarnya.


Hide Ads