Pembangunan Tol Depok-Antasari Seksi I Antasari-Brigif berlangsung cukup lama. Padahal, pemenang tender tol ini ditetapkan pada tahun 2006.
Pengelola Tol Desari, PT Citra Waspphutowa buka suara terkait tantangan pembangunan tol tersebut.
Direktur Utama Citra Waspphutowa Djoko Sapto menerangkan, lahan menjadi tantangan utama yang dihadapi dalam pembangunan tol.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tol ini kan tendernya 2005, kita ditetapkan pemenang 2006. Seiring dengan itu, memang istilahnya jalan tol kan tanah, tanah yang dulunya pada saat investasi awal Rp 700 miliar, waktu itu langsung naik menjadi Rp 2,6 triliun saat itu 2006," terangnya kepada detikFinance di kantornya, Senin (24/9/2018).
Lanjutnya, tingginya harga lahan itu membuat pembebasan lahan menjadi molor. Pembebasan lahan baru berlangsung di tahun 2013.
"Tanah mungkin memang masalah dihadapi itu, mulai kelihatan pembebasan tanah 2013, jadi memang cukup lama, kita juga mulai 2014 start mulai konstruksi meskipun tanah juga 100% belum bebas" ujarnya.
Dia mengatakan, pembangunan tol menjadi lebih cepat karena perubahan ketentuan dari pemerintah terkait masalah pembebasan lahan.
"Setelah ada perubahan peraturan yang memang di luar yang diinventasikan menjadi kewajiban pemerintah kita pokoknya menalangi, dengan proses itu lebih concern di sana," ujarnya.
Dia melanjutkan, konstruksi tol saat ini sudah 100%. Tol Desari saat ini tengah menjalani uji layak fungsi, di mana tim uji layak fungsi memberi catatan agar dilakukan ada perbaikan-perbaikan bersifat minor seperti rambu, pagar, dan lain-lain. Catatan ini mesti diperbaiki selama 2 minggu ke depan. Jadi, tol ini diperkirakan baru bisa diresmikan pada akhir September.
"Target kita tahap I dari Antasari-Brigif tahun ini, kita menginginkan sih bulan ini, tapi kemarin tanggal 23 sudah ada tim layak fungsi datang, ada catatan-catatan minor, kita diberi waktu 2 minggu untuk menyelesaikan catatan tadi," tutupnya.