"Pembangunan infrastruktur yang cepat maka akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam jangka menengah panjang, bisa mencapai 6,5%," kata Perry dalam konferensi pers acara Indonesia Investment Forum di Hotel Conrad, Bali Selasa (9/10/2018).
Dia menambahkan, manfaat pembiayaan dari swasta di dalam negeri akan membantu perbaikan neraca transaksi berjalan atau current account deficit (CAD). Perry menyebut dengan pembiayaan swasta dari penanaman modal asing maka akan menambah pemasukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya, pembiayaan infrastruktur melalui jalur swasta seperti penerbitan obligasi, saham turut memperluas instrumen investasi agar investor domestik dan asing berpartisipasi.
Untuk mencapai hal tersebut BI bekerja sama dengan pemerintah agar stabilitas ekonomi Indonesia terjaga dengan meyakinkan investor. Kemudian melakukan mitigasi berbagai risiko seperti mata uang, suku bunga hingga likuiditas.
"BI dari sisi risiko mata uang menerbitkan DNDF dan Indonia serta mengeluarkan Overnight Index Swap," imbuh dia.
Kemudian dari sisi likuiditas, BI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan memastikan likuiditas pasar yang cukup. Bagaimana instrumen jangka panjang bisa menjadi underlying untuk jangka pendek.
"Contohnya BI akan mengembangkan transaksi repo. Ini merupakan salah satu benefit pertemuan tahunan IMF-WB terhadap perekonomian," imbuh dia.
Tonton juga 'Alasan Jokowi Tak Melulu Bangun Pulau Jawa':
(kil/ara)