Tol Sepanjang 233,5 Km di Muara Enim Siap Dibangun

Tol Sepanjang 233,5 Km di Muara Enim Siap Dibangun

Danang Sugianto - detikFinance
Rabu, 10 Apr 2019 07:49 WIB
Tol Sepanjang 233,5 Km di Muara Enim Siap Dibangun
Ilustrasi Tol Trans Sumatera. Foto: dikhy sasra
Jakarta - Pemerintah menargetkan operasional Tol Bakauheni-Palembang pada Juni 2019 atau sebelum musim mudik Lebaran. Untuk menunjang tol tersebut, saat ini mulai dibangun sirip jalan tolnya.

Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) telah menandatangani Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) dengan PT Hutama Karya (Persero) selaku badan usaha yang mendapatkan mandat membangun Tol Trans Sumatera.

Kali ini ada 2 ruas tol yang akan dibangun, yakni ruas Jalan Tol Muara Enim - Simpang Indralaya dan ruas Jalan Tol Muara Enim - Lubuk Linggau. Total panjangnya mencapai 233,5 kilometer (km).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tol ini ditargetkan selesai pembebasan lahannya pada April 2019. Sementara untuk target konstruksinya bisa selesai pada 2022. Begini fakta-faktanya.
Penandatanganan PPJT dilakukan oleh Kepala BPJT Danang Parikesit dan Direktur Utama PT Hutama Karya (Persero) Bintang Perbowo selaku kontraktor dan penerima konsesi ruas tersebut.

Hadir dalam acara penandatanganan PPJT ini Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru dan Bupati Muara Enim Ahmad Yani.

Selain melakukan penandatanganan PPJT, acara ini juga diisi dengan pencanangan awal untuk proyek dua ruas tol tersebut.

Untuk ruas Jalan Tol Muara Enim - Simpang Indralaya sendiri panjangnya mencapai 119 km. Terdapat pembangunan 3 simpang susun di dalamnya.

Ruas ini memiliki masa konsesi selama 40 tahun. Untuk nilai investasinya mencapai Rp 24,1 triliun.

Sementara untuk ruas Jalan Tol Muara Enim - Lubuk Linggau total panjangnya mencapai 114,5 km. Dalam ruas ini juga terdapat 3 simpang susun.

Masa konsesi dari ruas tol ini sama yakni 40 tahun. Sedangkan untuk nilai investasinya mencapai Rp 23,79 triliun.

Dua ruas tol ini juga termasuk dalam pembangunan tol Simpang Indralaya - Muara Enim - Lubuk Linggau - Bengkulu. Total panjangnya mencapai 329,3 km dengan biaya investasi mencapai Rp 85,51 triliun.


Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit mengatakan pembangunan dua ruas itu merupakan bagian dari tol Simpang Indralaya - Muara Enim - Lubuk Linggau - Bengkulu.

Menurut Danang dengan adanya dua ruas tol tersebut akan mempersingkat waktu tempuh berkendara dari Palembang ke Muara Enim. Menurutnya saat ini waktu berkendara dari Palembang ke Muara Enim sekitar 4 jam lebih.

"Setelah selesai ruas dari Palembang, Indralaya ke Muara Enim hanya 1,5 jam sampai 2 jam maksimal," ujarnya.

Selain dilakukannya PPJT, hari ini juga dilakukan pencanangan awal proyek atas dua tol tersebut. Ditargetkan pembebasan lahan atas proyek ini selesai April tahun ini.

"Dengan begitu rencana kami bisa operasi terlebih dahulu Muara Enim-Lubuk Linggau pada Februari 2022. Kemudian untuk ruas Muara Enim-Simpang Indralaya Desember 2022. Untuk jadwal operasinya 2 bulan setelah selesai konstruksi," tuturnya.

Biaya investasi untuk kedua tol itu nilainya mencapai Rp 48 triliun. Dua ruas tol ini pun masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN). Untuk itu sebagian dari biaya investasinya akan berasal dari kas negara melalui Penyertaan Modal Negara (PMN).

"Ini kan dua ruas, porsinya berbeda-beda. Tapi itu sekitar 70-80% ekuitas, itu modal dari pemerintah yang berasal dari PMN," kata Kepala BPJT Danang Parikesit.

Sementara untuk sisanya Hutama Karya akan mencari pendanaan. Bisa berasal dari pinjaman perbankan ataupun menerbitkan surat utang.

Danang mengakui, jika dilihat dari tipikalnya, tol di Sumatera akan lebih lama untuk mencapai Break Even Point (BEP). Menurutnya butuh waktu 15 hingga 20 tahun.

Menurut Danang jika HK hanya mengandalkan pendapatan dari traffic maka akan sulit bagi perusahaan mengantongi untung. Oleh karena itu HK diharapkan juga mencari pendapatan non traffic dari dua ruas tol yang panjangnya mencapai 233,5 km itu.

"Kalau kita hanya mengandalkan hanya traffic saya kira tidak akan memungkinkan kalau kita hanya mengandalkan pengembalian investasi dari lalu lintas," tambahnya.

HK diharapkan bisa menggarap bisnis pengembangan kawasan industri di sekitar lorong dua ruas tol tersebut. Setidaknya HK bisa mendapatkan pendapatan dari masuknya perusahaan ke kawasan industri.

Menurut perkiraan Danang, jika HK hanya mengandalkan pendapatan dari traffic IRR (investment rate of return) hanya setara dengan bunga pinjaman. Itu artinya HK tidak mendapatkan untung.

"Kalau hanya traffic sama dengan bunga bank hanya untuk mengembalikan pinjaman. Kalau non traffic tinggi mungkin kira-kira 4-6% di atas tingkat pinjaman. Jadi badan usaha masih bisa menikmati 4-6% profit," ujarnya.

Hide Ads