Mengintip Konsep Transportasi di Ibu Kota Baru

Mengintip Konsep Transportasi di Ibu Kota Baru

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Jumat, 20 Sep 2019 07:00 WIB
1.

Mengintip Konsep Transportasi di Ibu Kota Baru

Mengintip Konsep Transportasi di Ibu Kota Baru
Foto: Eduardo Simorangkir
Balikpapan - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memilih Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menjadi lokasi ibu kota negara (IKN) yang baru menggantikan Jakarta. Ibu kota baru tersebut direncanakan bakal melintasi Kecamatan Sepaku di Kabupaten Panajam Paser Utara (PPU) dan Samboja di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).

Meski pembangunan ibu kota baru belum dimulai, namun saat ini pemerintah mulai memetakan lokasi rencana pembangunan di atas lahan yang sudah disediakan di dua lokasi tersebut. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjadi salah satu menteri yang paling awal memetakan rencana pembangunan di IKN yang baru untuk kategori sarana dan pra sarana transportasi.

Terbang langsung ke Kaltim, mantan Direktur Utama Angkasa Pura II (AP II) tersebut mencocokkan konsep pembangunan infrastruktur transportasi yang akan dibangun di IKN. Konsep forest city yang telah ditetapkan Kementerian PUPR untuk IKN di Kaltim diterjemahkan Kementerian Perhubungan lewat konsep smart city smart mobility. Konsep tersebut melahirkan sebuah sistem transportasi yang pendekatannya ramah lingkungan alias eco friendly.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti apa transportasi di ibu kota baru nanti? Berikut informasi selengkapnya:

Konsep smart city smart mobility menjadi pendekatan yang dipakai untuk membangun sarana dan pra sarana transportasi di IKN. Rencana konsep jaringan transportasi umumnya dibagi atas empat ring, di mana tiap ring mempunya hub transportasinya masing-masing.

Ring I yang menjadi daerah pusat pemerintahan akan didominasi oleh daerah pedestrian (e-bike, e-scooter) dan taman. Kemudian ring II transportasinya akan dilayani oleh light rail transit (LRT) dan autonomous rail rapid transit (ART).

Selanjutnya transportasi di ring III akan diisi oleh jaringan mass rapid transit (MRT). Kemudian ring IV diisi oleh moda transportasi e-bus atau bus elektrik.

Dengan demikian, intermoda transportasi di IKN akan menghubungkan Samarinda ke Balikpapan oleh MRT, bus, dan beberapa jenis kereta listrik. Konektivitasnya didukung oleh jalan trans kalimantan, jalan tol, jembatan, bandara, hingga kapal.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan beberapa moda transportasi massal telah disiapkan rencana pembangunannya, mulai dari MRT, LRT, BRT, hingga ART atau autonomous rail transit.

"Harus eco friendly karena ini adalah kota masa depan. Kita harus bangun kota yang berkelanjutan. Pergerakan semaksimal mungkin pakai angkutan massal," katanya saat ditemui di Balikpapan, Kamis (19/9).

Moda transportasi massal yang dibangun juga tak hanya berbasis darat. Lokasi calon ibu kota baru yang dekat dengan wilayah pesisir memungkinkan dibangunnya infrastruktur konektivitas perairan.

"Kalau lihatnya di sini, bahwa lautnya indah sekali, angkutan kapal juga bisa dan dimasifkan. Jadi ada kapal, bus, kereta api," ungkapnya.

Di ibu kota baru, angkutan massal akan menjadi prioritas sebagai sarana transportasi. Karena berbasis lingkungan, angkutan massal yang dibangun nantinya akan menggunakan listrik yang sumbernya ramah lingkungan.

"Kalau itu terjadi, maka kota baru ini bukan cuma akan jadi ibu kota tapi juga bisa jadi wisata, sehingga orang bisa lihat kota masa depan itu seperti ini," katanya.

Salah satu moda transportasi yang akan digunakan di ibu kota baru nanti adalah autonomous rail rapid transit (ART). Moda transportasi ini menyerupai kereta.

Moda transportasi ini memakai ban dari karet. Yang menarik, kereta tidak melintas di atas rel melainkan menyusuri garis putih yang sudah dilukis di jalur yang sudah ditentukan.

"Karena rel itu mahal sekali, investasinya 1 km bisa Rp 200- Rp300 miliar, apalagi kalau elevated Rp 400 miliar. Nah kalau ini tanpa rel akan menekan harga," kata Budi.

Rencananya ART akan dibangun pada fase 2 pembangunan ibu kota baru. Pada tahap awal, transportasi yang akan digunakan kemungkinan kereta LRT dan juga bus elektrik.

"Karena teknologinya ini kan baru. Jadi kita menggunakan dulu dengan bus gandeng, tapi konsep infrastrukturnya dasarnya autonomous," jelas Budi.

Selain itu, transportasi masa depan lainnya yang akan dikembangkan untuk IKN adalah kapal. Kapal digunakan lantaran ibu kota baru mempunyai potensi untuk pengembangan wilayah pesisir di sekitar area Teluk Balikpapan.

"Kita bisa pakai kapal, seperti kapal yang pakai solar cell. Daerah terik kayak gini kan bisa luar biasa kencang dia (energinya)" tutur Budi.

Hide Ads