"Ya memang TKDN kita maunya minimal 40%, kalau bisa lebih ya, tapi nggak tahu nanti seperti apa," kata dia di kantornya, Senin (23/9/2019).
"Pembangunan itu tidak hanya semata-mata membangun tetapi ada konten TKDN itu harus kita minta lebih tinggi," lanjutnya.
Menurut Budi, untuk penyediaan prasarana Kereta Kencang Jakarta-Surabaya sudah banyak yang bisa dikerjakan oleh Indonesia. Namun untuk pembangunan rel, Indonesia memang belum begitu mampu.
Dia menjelaskan, untuk rolling stock (rangkaian kereta), akan dirakit di Jepang, tapi Budi meminta agar ada keterlibatan Indonesia. Jadi ada perakitan tertentu yang bisa dikerjakan di dalam negeri.
"Rolling stock itu cuma 20% dari total investasi, sebagian kita bisa laksanakan. Bahkan saya usulkan kalau bisa ada satu perakitan yang ada di Indonesia ya, bukan kita terima utuh dari Jepang," tambahnya.