Sepuluh tahun yang lalu, sebuah proyek perluasan jalan Nairobi-Thika dimulai untuk mengatasi kemacetan di kota Nairobi. Jalan Nairobi-Thika diperluas dari empat lajur menjadi delapan, dan di beberapa bagian bahkan menjadi 12 lajur.
Meskipun perluasan jalan membuat lebih banyak mobil bisa melintas, namun niat untuk mengurangi kemacetan belum terpenuhi. Jalan baru membuat mobil laiknya gas yang terus mengisi ruang yang tersedia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dampak lingkungan dari jalan tersebut sangat mengerikan. Khususnya, telah terjadi peningkatan emisi dan kualitas udara yang memburuk.
Secara ekonomi, jelas ada kehilangan waktu dan uang. Kemacetan juga menyebabkan kenaikan tarif selama jam sibuk untuk mengkompensasi waktu yang dihabiskan dalam lalu lintas.
Karena itu, tidak diragukan lagi bahwa membangun jalan baru bukan jalan keluar dari kemacetan. Buktinya, setiap tahun jalan baru dibangun di Jakarta dan sekitarnya, hasilnya tetap nihil.
Pekan lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahkan sempat tertahan macet sampai 30 menit saat melintas di jalanan Jakarta. Jokowi terjebak macet saat berada di kawasan Jalan Prof Dr Satrio, Jakarta Selatan.
"Ya itulah kenapa Ibu kota dipindah, dan karena alasan yang banyak lainnya," kata Jokowi menjelaskan kondisi kemacetan yang menimpanya.