Kontroversi Tol Japek Layang, Proyek Molor hingga Macet Panjang

Kaleidoskop 2019

Kontroversi Tol Japek Layang, Proyek Molor hingga Macet Panjang

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Kamis, 26 Des 2019 21:30 WIB
Penampakan Jalan Tol Japek Layang (Foto: Agung Pambudhy/detikcom)
Jakarta - Tol Jakarta-Cikampek II alias tol Japek Layang menjadi salah satu proyek infrastruktur yang jadi sorotan selama 2019. Meski kini sudah dibuka dan bisa dilewati, sejak masa pembangunan tol ini sudah banyak menyita perhatian, salah satunya karena pembangunannya molor dari target.

Sedianya, jalan tol layang sepanjang 36 km ini bisa dibuka dan difungsikan pada Mei 2019 atau bertepatan dengan pelaksanaan mudik lebaran. Namun, pembukaannya diundur karena dinyatakan belum siap.

Salah satu hal yang menjadi tantangan dalam pembangunan tol ini adalah proyek yang berada di tol eksisting dan setiap hari digunakan. Bukan hanya itu, tol ini juga bersinggung dengan beberapa proyek lain seperti Kereta Cepat Jakarta-Bandung dan light rail transit (LRT) Jabodebek.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono sendiri menegaskan bahwa konstruksi tol layang Jakarta Cikampek pasti mundur dari target. Pasalnya, konstruksi tol dinilai tidak siap difungsionalkan saat lebaran.

"Nggak, dipastikan belum bisa, dan saya tidak terlalu ngotot karena saya lihat risikonya terlalu tinggi kalau untuk digunakan apalagi hujan. Kan kalau hujan lewat kan ngeri, jadi mending kita safety first," ujar Basuki di kompleks kantornya, Jakarta, Jumat (22/3/2019).

Basuki menilai kesempatan untuk selesai Lebaran memang sangat kecil. "Itu sangat kecil dan pasti tidak bisa," tambahnya.

Waktu berlalu pekerjaan tol pun terus berlanjut, hingga akhirnya jalan tol layang yang dibangun sejak 2017 ini selesai. Menyentuh akhir tahun, pemerintah telah menetapkan bahwa jalan tol bakal dibuka di bulan Desember, alias bertepatan dengan libur natal dan tahun baru.

12 Desember 2019, dipilih menjadi tanggal cantik untuk peresmian jalan tol layang terpanjang di Indonesia ini. Presiden Joko Widodo pun ikut serta dalam peresmiannya. Dalam peresmian, Jokowi juga menegaskan bahwa jalan tol ini akan dibuka gratis untuk sementara waktu, setidaknya sampai libur nataru usai.

"Ini alhamdulillah jalan tol elevated Jakarta-Cikampek telah selesai. Dan ini tadi saya sudah bertanya ke pemilik akan digratiskan sampai nanti tahun baru," kata Jokowi di tol Japek Layang, Kamis (12/12/2019).


1. Sudah Dibuka, Kontroversi Masih Berlanjut
Meski sudah diresmikan dan dibuka untuk umum, tol Japek Layang tak hentinya menimbulkan kontroversi. Usai dibuka, struktur jalan tol yang naik turun alias bergelombang dan tidak datar menjadi pembicaraan.

Banyak orang menyebut kondisi jalan tol layang yang bergelombang bisa membuat mual. Menurut penjelasan Pimpinan Proyek Area 1 PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JJC) Prajudi, tol ini dibuat naik turun karena mengikuti struktur proyek yang ada di bawahnya.

Dia menerangkan, pembangunan Tol Layang sebenarnya diupayakan tidak terlalu tinggi dibanding dengan jalan yang sudah ada (eksisting). Namun, karena mesti melewati jembatan lain maka mau tak mau Tol Layang juga ditinggikan.

"Sebenarnya kita sedapat mungkin tidak terlalu tinggi dari badan jalan eksisting, cuma pada saat melewati overpass bagaimanapun harus meninggikan jalur, jadi memang kelihatan naik turun menyesuaikan struktur di bawah, yaitu overpass dan jembatan-jembatan," ujarnya di Simpang Susun Cikunir, Bekasi, Minggu (15/12/2019).

Bukan cuma itu, berdasarkan pengalaman detikcom saat mencoba tol ini, masih banyak sambungan jembatan yang belum rapi. Letaknya pun berdekatan. Tak heran, mobil yang melesat apalagi dengan kecepatan tinggi pasti akan mengalami guncangan yang keras.

Meski begitu, Direktur Operasional PT Waskita Karya (Persero) Bambang Rianto menyatakan tol ini tetap aman dilalui. Dia menjelaskan, pengendara akan aman selama masih melaju dengan 80 km/jam di jalur tersebut.

Dia bilang, kecepatan maksimal 80 km/jam itu diberlakukan karena mengikuti aturan tol dalam kota. Japek layang masuk dalam kategori tol dalam kota. Untuk itu, pengendara diimbau agar memacu kendaraannya tak lebih dari kecepatan yang telah ditentukan

"Sesungguhnya kalau kembali kepada kecepatan itu, memang berdasarkan aturan tol dalam kota, itu kecepatannya 60-80km/jam. Tapi kita mahfum lah ya, tahu teman-teman rata-rata itu ya cuek saja gitu menempuh di atas kecepatan itu," kata Bambang dalam suatu sesi wawancara khusus dengan detikcom.


2. Sudah Dibangun Layang Jalan Tol Masih Macet
Tujuan utama pembangunan tol Japek layang ini adalah mengurangi kemacetan, khususnya saat musim liburan di sekitar daerah Cikampek. Namun, nyatanya kemacetan masih terjadi di tol Japek, puncaknya pada H-5 dan H-6 natal 2019, padahal tol layang sudah dibuka untuk umum.

Saking macetnya, rekayasa lalu lintas contraflow sempat diberlakukan sejak pukul 08.20 WIB pada Sabtu (21/12/2019) mulai dari Km 47 s.d. Km 53 dan kemudian diperpanjang hingga Km 61. Akses masuk menuju Jalan Tol Japek II elevated dari arah Cawang bahkan sempat ditutup sementara oleh Kepolisian pada pukul 12.00-12.10 WIB (selama 10 menit) dan pukul 13.30-13.50 WIB (selama 20 menit).

Padahal saat meresmikan tol, Jokowi sempat berharap agar persoalan kemacetan bisa diselesaikan. Bahkan dia meminta kalau perlu tidak ada lagi cerita kemacetan di tol Japek.

"Kita harapkan dengan selesainya jakarta cikampek II elevated ini persoalan itu sudah tidak kita dengar lagi. Dan saya berikan penghargaan dan apresiasi dengan selesainya pembangunan tol ini. Karena saya tahu prosesnya sangat rumit," kata Jokowi.

Justru, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menilai kemacetan yang terjadi disebabkan oleh euforia dari pengguna karena ingin menjajal tol baru. Sehingga proyek tol yang baru dibuka untuk mengatasi kemacetan tersebut tidak bisa dibilang gagal.

"Kan cuma 1 hari macetnya. Jadi euforia orang bareng-bareng kesana gitu. Kayak contoh saya jual martabak, martabaknya enak saya promosiin terus pada dateng. Baru satu jam habis, masa dibilang gagal? Kan enggak," ungkap Budi Karya di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Minggu (22/12/2019).

Untuk mencegah kemacetan di tol Japek Layang, Budi bilang, ke depan akan dibatasi kendaraan yang lewat tol tersebut. Sehingga tidak terjadi penumpukan kendaraan di atas.

"Nantinya kita lihat kita akan batasi orang yang naik ke atas, begitu sebagainya saya yakin oke. Jadi saya tinggal akan mengawasi katakanlah kalau sudah sekian ribu, mobil berhenti lewat jalan biasa. Kemarin kan orang maksain mau naik semuanya ke sana," kata Budi Karya.

Sementara itu, Pengamat transportasi sekaligus akademisi dari Unika Soegijapranata Djoko Setijowarno menganggap membangun jalan bukan solusi mengatasi kemacetan. Buktinya, kemacetan tol Japek yang telah dibangun bertingkat, tetap tak berkurang.

"Menandakan jika ingin mengatasi kemacetan bukan menambah kapasitas jalan. Tapi harus segera menambah kapasitas transportasi umum," katanya lewat pesan singkat seperti dikutip detikcom, Selasa (24/12/2019).


Simak Video "Video: Tol Jakarta-Tangerang Terendam Banjir Imbas Luapan Kali Sabi"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads