Selain mengembangkan bandara, konsorsium CAS juga membangun fasilitas sisi darat yang meliputi perluasan terminal penumpang domestik, pembangunan terminal penumpang internasional, kantor dan gedung, serta fasilitas pendukung lainnya.
Pengembangan Bandara Labuan Bajo dilakukan dalam rangka menyukseskan dan menunjang Kawasan Labuan Bajo di NTT sebagai salah satu kawasan destinasi pariwisata superprioritas. Salah satu tujuan dari proyek ini adalah meningkatkan jumlah penumpang sampai dengan 4 juta penumpang dan kargo sebesar 3.500 ton pada tahun 2044, serta untuk memperluas konektivitas nasional dan internasional.
Presiden Direktur CAS, Nurhadijono Nurjadin mengatakan konsorsium akan mulai mengoperasikan Bandara Labuan Bajo pada pertengahan tahun 2020. Pasalnya, setelah penunjukan pemenang harus menyelesaikan kontrak pendanaan dan pengoperasian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini Bandara Labuan Bajo dikelola oleh Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan. Sesuai syarat KPBU, maka pihak konsorsium CAS yang terdiri dari PT Cardig Aero Service (CAS), Changi Airports International Pte Ltd (CAI), dan Changi Airports MENA Pte Ltd akan memproses kerja sama pengoperasian.
"Tergantung proses pendanaan dan kontrak, ada penyelesaian penandatanganan kontrak kerja sama, ini kan penunjukan setelah kita negosiasi. Itu biasanya 6 bulan, setelah itu mengoperasikan," ungkap dia.
Ada beberapa proyek pengembangan infrastruktur lainnya yang ditawarkan kepada asing dengan skema KPBU. Beberapa proyek yang ditawarkan mulai dari bandara, pelabuhan hingga kereta api.
"Kita harapkan Kualanamu, Sam Ratulangi Manado, Singkawang (Kalimantan), banyak proyek kereta api di Sumsel, banyak pelabuhan-pelabuhan kita harapkan minat dan kepercayaan asing dalam melakukan governance bisa dicampaign dengan baik," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Budi Karya menyebut salah satu investor yang tertarik untuk mengelola tida bandara tersebut berasal dari China. Sedangkan untuk proyek kereta api berasal dari Korea Selatan.
Simak Video "Video: Wisatawan Tertahan di Bandara Komodo Imbas Erupsi Lewotobi"
[Gambas:Video 20detik]
(hek/eds)