Budi Karya mengatakan bahwa Changi mulai mengelola bandara yang menunjang destinasi pariwisata prioritas ini mulai Mei. Ini lebih cepat dari target awal yang ditetapkan pada tahun depan.
"Mestinya awal tahun depan, tapi kita majukan ke Mei 2020," ungkap Budi Karya.
Usai penandatanganan KPBU Bandara Komodo, CAF akan menyelesaikan beberapa dokumen keuangan untuk selanjutnya bisa mengelola bandara pada bulan Mei. Sambil menunggu hal tersebut, Kemenhub akan melakukan renovasi landas pacu alias runway agar bandara ini siap melayani penerbangan internasional.
"Nanti ada dokumentasi yang harus diselesaikan tentang keuangan dan sebagainya. Sambil itu kami minta renovasi lah salah satunya runway," kata Budi Karya.
Bulan Juni, runway ini akan selesai sebagian. Yang awalnya hanya sepanjang 2.450 meter, menjadi 2.600 meter. Sementara desain awalnya akan ditambah hingga 2.700 meter.
"Runway bertahap kita harapkan selesai Juni dan nanti diteruskan. 2.450 meter jadi 2600 meter. Setelah itu tahap berikutnya jadi 2.700 meter," jelas Budi Karya.
Dipegang Changi, kapasitas Bandara Komodo akan menjadi 4 juta penumpang per tahun dari sebelumnya 1,2 juta penumpang.
"Kapasitas paling nggak kami rencanakan jadi 4 juta dari yang cuma 1,2 juta," kata Budi Karya.
Dia juga mengatakan bahwa pada bulan Juni, bandara ini akan mendapatkan status internasional. Awalnya status tersebut mau diberikan di tahun 2021.
"Kami rencanakan memberikan status internasional 2021 tapi saya dijadwal Pak Tama (Menparekraf) kalau bisa lebih cepat. Bulan Juni kami nyatakan Bandara Komodo jadi international airport," ungkap Budi Karya.
Simak Video "Video: Wisatawan Tertahan di Bandara Komodo Imbas Erupsi Lewotobi"
[Gambas:Video 20detik]
(hns/hns)