Presiden Joko Widodo (Jokowi) begitu taktis dalam urusan pembangunan jalan tol. Di dua periode pemerintahannya, pembangunan jalan tol dilakukan begitu masif di dua pulau penyumbang ekonomi terbesar Indonesia, yakni Jawa dan Sumatera.
Di pulau Jawa, Jokowi menggenjot pembangunan Tol Trans Jawa hingga rampung seluruhnya (Merak-Surabaya) di akhir 2018 lalu. Di Sumatera, Jokowi menargetkan lebih dari 2.000 km jalan tol tersambung dari Lampung hingga Aceh pada akhir 2024.
Jika seluruh target tercapai, praktis Jokowi membangun lebih dari 3.000 km jalan tol dalam 10 tahun memerintah atau sekitar 300 km setiap tahunnya. Hal ini jauh mengungguli dari 'capaian' pembangunan jalan tol presiden-presiden sebelumnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam catatan detikcom, mengutip data Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), panjang jalan tol yang paling banyak dibangun atau beroperasi setelah era Jokowi adalah pada masa pemerintahan Presiden Soeharto. Pada rentang jabatan tahun 1968 hingga Mei 1998, total jalan tol yang beroperasi di era Soeharto mencapai 490 km.
Sementara pada era Presiden Habibie selama Mei 1998 hingga Oktober 1999 hanya ada 7,2 km jalan tol baru yang beroperasi. Di era Presiden Abdurrahman Wahid, ada 5,5 km jalan tol yang beroperasi, dan 34 km tambahan tol di era Megawati Soekarno Putri.
Selanjutnya pembangunan jalan tol di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tercatat 212 km. Jika dibandingkan, capaian Jokowi tentu terbilang fantastis dalam urusan pembangunan jalan tol.
Pembangunan tol memang jadi prioritas Jokowi sejak awal menjabat menjadi presiden. Sejak menjabat presiden, kunjungan kerja ke proyek tol menjadi agenda yang paling sering dilakukannya.
Jokowi bahkan selalu memberi target yang lebih cepat dari yang ditetapkan oleh badan usaha jalan tol terkait. Yang terbaru, dalam kunjungan kerjanya ke Pekanbaru dan Aceh, Jokowi memberi target kedua tol tersebut rampung jauh lebih cepat dari yang dipasang sebelumnya.
Tol Pekanbaru-Dumai yang sejatinya ditarget kelar akhir 2020 ditarget rampung April ini. Sedangkan tol Aceh-Sigli ditargetkan sebagian seksinya bisa dipakai fungsional pada mudik Lebaran 2020.
"Panjang jalan tol dari Pekanbaru sampai Dumai sejauh 131 kilometer. Kita harapkan nanti insyaallah akhir April selesai, bisa dipakai," kata Jokowi.
Jokowi selalu bicara daya saing dengan negara lain mengenai target pembangunan jalan tol yang dipasangnya.
China menjadi negara yang paling sering dibandingkannya dengan Indonesia mengenai hal tersebut. China dengan pembangunan infrastrukturnya yang masif, termasuk jalan tol berhasil melakukan terobosan untuk menggenjot ekonominya.
"Sering saya ilustrasikan, sejak pembangunan jalan tol Jagorawi tahun 1978, sampai 2014, Indonesia hanya membangun 780 km jalan tol. Tiongkok Cina, sampai saat ini telah membangun 280.000 km jalan tol. Jangan ada yang tepuk tangan!" kata Jokowi.
Memang, jalan tol yang sudah tersambung ke sejumlah daerah saat ini belum mendorong secara signifikan pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Selain faktor global yang terus menerus menjadi penghambat laju ekonomi Indonesia, dampak pembangunan jalan bebas hambatan itu juga harus menunggu konektivitas dan pembangunan kawasan agar saling terintegrasi.
(eds/toy)