4 Fakta Tol Kedua di Bali yang Bisa Dilewati Motor

4 Fakta Tol Kedua di Bali yang Bisa Dilewati Motor

Soraya Novika - detikFinance
Kamis, 01 Okt 2020 06:30 WIB
Pembangunan Tol Jakarta-Cikampek II (Elevated) sudah mencapai 96,5%. Rencananya tol ini bisa digunakan saat Natal 2019 dan Tahun Baru 2020.
Ilustrasi/Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Tol kedua di Bali yakni Tol Gilimanuk-Mengwi yang kini tengah dilelang pemerintah akan menambah daftar ruas tol yang bisa dilalui motor. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) baru saja menawarkan proyek infrastruktur sepanjang 95,51 kilometer (km) ini dengan nilai investasi Rp 19,3 triliun.

Penawaran atas proyek ini dibuka dengan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).

"Seperti halnya tol pertama yang ada di Bali, Tol Gilimanuk-Mengwi ini juga akan dilengkapi dengan lajur motor," ungkap Anggota BPJT Unsur Akademisi, Eka Pria Anas dalam acara market sounding virtual, Rabu (30/9/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut 4 fakta seputar tol kedua di Bali yang bisa dilewati motor:

1. Hanya 2 Seksi yang Bisa Dilewati Motor

Eka merinci jalan tol ini akan dibagi menjadi tiga seksi, di mana Seksi 1 sepanjang 54 km menghubungkan Gilimanuk dan Pekutatan. Seksi 2 dengan panjang 23,6 km menghubungkan Pekutatan dan Soka dan terakhir Seksi 3 sepanjang 21,8 km menghubungkan Soka dan Mengwi.

ADVERTISEMENT

Dari ketiga seksi tersebut, hanya seksi 2 dan 3 saja yang bisa dilewati oleh motor. Sedangkan seksi 1 diperuntukkan khusus untuk mobil sebab dianggap lintasannya terlalu panjang buat motor.

"Seksi 2 dan seksi 3 ada jalur mobil dan motor. Seksi 1 hanya untuk mobil karena memang terlalu panjang untuk jalur motor tapi nanti mungkin bisa saja dipertimbangkan untuk motor kalau memang dibutuhkan," paparnya.

2. Operasional Secara Bertahap

Konstruksinya pun dibagi menjadi dua tahap, tahap pertama dimulai dari seksi 2 dan 3 yang ditarget bisa dimulai tahun 2021 mendatang. Lalu, bila konstruksi kedua seksi itu rampung di 2022, keduanya bisa langsung beroperasi dan pemerintah bisa melanjutkan konstruksi seksi 1 yang ditarget bisa beroperasi mulai tahun 2024.

"Tahap pertama adalah seksi 2 dan seksi 3 yang itu mendekati arah Denpasar, dari mulai KM 54-96 itu kalau memang selesai nanti pelelangan tahun 2021, diasumsikan maka tahun operasinya tahun 2022 akhir. Berikutnya tahun 2022 setelah seksi 2 dan 3 beroperasi dan harapannya (seksi 1) bisa karena lebih panjang itu butuh waktu yang lebih lama untuk konstruksi dan operasi selesai tahun 2024," sambungnya.

3. Ada Tambahan Biaya Tanah

Adapun total nilai investasi proyek ini mencapai Rp 19,3 triliun. Biaya konstruksi tol ini perkiraan awalnya sekitar Rp 14,2 triliun. Selain itu, masih dibutuhkan lagi biaya tanah sekitar Rp 1,026 triliun.

"Ini yang perlu diperhatikan, karena ini adalah proyek prakarsa sehingga biaya tanah ini harus didanai atau di-finance oleh pemenang lelang dan itu perkiraannya pada saat ini adalah sekitar Rp 1 triliun, mungkin bisa agak lebih karena adanya, biasanya seperti itu, biasanya kalau ada rencana jalan tol, kadang-kadang ada eskalasi dari harga tanah," terangnya.

4. Bisa Menarik hingga 50.000 Kendaraan/hari.

Masa konsesi Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi ini mencapai 45 tahun. Perkiraan kalau seluruh seksi tol sudah beroperasi bisa menarik lintas harian sekitar 50.000 kendaraan termasuk mobil dan motor dan 21.000 kendaraan untuk mobil saja.

"Perkiraannya memang lintas harian kendaraan pada tahun 2022 pada saat dioperasikan termasuk motor itu adalah sekitar 50.000 kendaraan per hari. Kalau hanya mobil hanya sekitar 21.000 kendaraan perhari," imbuhnya.

Diharapkan seluruh proses lelang selesai pada Juni 2021 mendatang, sehingga konstruksi bisa dimulai sekitar kuartal III atau IV-2021.

Trase jalan Tol Gilimanuk-Mengwi ini dimulai dari wilayah Gilimanuk yang memiliki pelabuhan feri antarpulau dan menyusuri wilayah selatan Bali sampai ke Denpasar yakni di sekitar wilayah Mengwi.

Sasaran Tol Gilimanuk-Mengwi adalah untuk melayani akses kepada kawasan-kawasan pariwisata, termasuk yang ada di Kabupaten Badung tentunya yang paling banyak, kemudian juga wilayah Tabanan dan Kabupaten Jembrana.

Proyek jalan tol ini sudah mempertimbangkan rencana tata ruang dan wilayah Bali periode 2009-2029, sehingga akses kepada kawasan wisata menjadi lebih baik dan lancar.

"Diharapkan dapat meningkatkan jumlah turis atau wisatawan ke Bali yang selama ini memang sudah menjadi favorit, namun mungkin bisa ditingkatkan lagi terutama di daerah-daerah sebelum Badung, seperti Jembrana maupun Tabanan," pungkasnya.

(ara/ara)

Hide Ads