Intip Strategi Pemerintah Genjot Infrastruktur di Tengah Pandemi

Intip Strategi Pemerintah Genjot Infrastruktur di Tengah Pandemi

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 19 Okt 2020 12:05 WIB
Pembangunan Tol Becakayu seksi 2A terus dilakukan. Proyek ini ditargetkan rampung pada Mei 2020.
Foto: Agung Pambudhy

Dalam kesempatan yang sama, itu ekonom Bank Mandiri Dendi Rhamdani mengungkapkan bahwa Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) perlu fokus memecah dan melancarkan sumbatan-sumbatan pelaksanaan program, serta melakukan debottlenecking permasalahan-permasalahan yang ada.

Menurut ekonom senior Bank Mandiri Dendi Ramdani, pertumbuhan ekonomi tidak bisa dipacu tanpa upaya menekan kasus positif COVID-19. Mendorong kegiatan ekonomi di tengah pandemi selalu menimbulkan risiko peningkatan kasus positif COVID-19.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Fakta empiris yang terjadi sejak tiga bulan terakhir menunjukkan bahwa peningkatan kegiatan ekonomi akan diikuti peningkatan kasus positif COVID-19".

Oleh karenanya, kata Dendi, prioritas utama adalah bagaimana menekan kasus COVID-19. Sementara kegiatan ekonomi perlu didorong secara hati-hati agar tidak berdampak pada peningkatan kasus COVID-19.

ADVERTISEMENT

"Konsekuensinya yang harus dimaklumi, kapasitas produksi perusahaan tidak akan mencapai full capacity selama masa pandemi," kata Dendi.

Dendi menyebut beberapa langkah prioritas perlu dilakukan pemerintah. Pertama, menekan kasus positif COVID-19 dengan melakukan enforcement protokol kesehatan di masyarakat, dengan mengerahkan polisi, satpol PP, dan tentara. Selain itu, pemerintah juga perlu melakukan secara masif tracking, tracing, dan testing untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19 yang lebih luas.

Kedua, eksekusi, kualitas, dan efektivitas program stimulus harus terus diperbaiki, apalagi pandemi ini mungkin akan berlangsung hingga 2021. Eksekusi program adalah bagaimana pemerintah bisa mempercepat serapan anggaran.

Kualitas program adalah bagaimana program-program stimulus mampu mendorong perekonomian, baik yang ditujukan untuk menolong dan mempertahankan daya beli masyarakat golongan bawah maupun program stimulus untuk dunia usaha.

"Efektivitas program stimulus artinya program bisa mencapai sasaran yang telah ditetapkan, misalnya tepat sasaran dalam memberikan bantuan sosial ke masyarakat berpendapatan rendah," kata Dendi.

Adapun langkah teknis yang perlu dilakukan walaupun sudah agak terlambat adalah, pertama, terus memperbaiki Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) sehingga program-program bantuan ke masyarakat bisa lebih tepat sasaran.

Jangan ada masyarakat yang mendapat lebih dari satu program, sementara masyarakat yang lain tidak mendapatkan bantuan sama sekali. Kedua, Komite Penanganan COVID-19 dan PEN perlu fokus memecah dan melancarkan sumbatan-sumbatan pelaksanaan program, atau melakukan debottlenecking permasalahan-permasalahan yang ada.

"Komite harus mengindentifikasi penyebab rendahnya serapan anggaran stimulus dan mencari pemecahannya secara cepat dan tuntas, termasuk menyisir program-program yang tidak berjalan secara efektif," kata dia.

Ketiga, pemerintah perlu memikirkan perluasan stimulus, misalnya stimulus khusus sektor pertanian, seperti kredit dengan skema chanelling ke petani penggarap lahan, perbaikan infrastruktur perdesaan yang bisa menunjang peningkatan produksi pertanian, serta pelatihan dan penyuluhan cepat.

Dendi menjelaskan beberapa alasan kenapa sektor pertanian perlu diprioritaskan.

Pertama, dibandingkan dengan kegiatan ekonomi di sektor lain, sektor pertanian relatif memiliki risiko penularan COVID-19 yang lebih rendah karena pekerja di sektor pertanian bekerja di tempat terbuka dan luas sehingga mudah melakukan jaga jarak.

Kedua, permintaan komoditas pertanian khususnya tanaman pangan masih baik walaupun di masa pandemi karena pangan adalah kebutuhan dasar.

Ketiga, masih tingginya impor komoditas pertanian seperti gula, bawang putih, kedelai, coklat, buah-buahan, daging dan susu.

Berlanjut ke halaman selanjutnya.


Hide Ads