Kontraktornya sendiri wajib dari Jepang, pasalnya hal tersebut diatur dalam kesepakatan pinjaman dengan pihak JICA dari Jepang. Menurut Silvia, saat ini pihaknya diminta untuk memperpanjang waktu pelelangan.
Padahal untuk paket CP205 sendiri pihaknya sudah memperpanjang berkali-kali waktu pelelangannya sejak bulan Februari. Maka dari itu, agar tidak menggangu jadwal proyek yang pihaknya tentukan, Silvia menyebut MRT Jakarta cuma memberikan tambahan waktu terakhir dua minggu setelah tanggal 26 Oktober untuk proses tender.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk 205 ini dimintakan untuk masa pemberian dokumennya diperpanjang. Berdasarkan jadwal proyek kita, kita cuma bisa berikan maksimum 2 minggu lagi. Kalau telat jadwal akan mundur lagi, susah lagi kalau nggak ada pemasukan (tawaran)," kata Silvia.
Silvia mengatakan saat ini pihaknya terus berdiskusi dengan JICA apabila dua minggu ke depan tak ada juga kontraktor yang mau menawarkan diri. Dia menuturkan pihaknya meminta Pemerintah Jepang dan JICA memberikan opsi lain selain membuka pelelangan tender.
Menurutnya ada dua opsi lain yang berpotensi besar dipertimbangkan. Opsi itu adalah melakukan penunjukan langsung ataupun menggunakan kontraktor lokal dari Indonesia.
"Itu (penunjukan langsung) bisa jadi potensi opsinya. Itu salah satu metode yang ada di JICA, kalau urgent begini itu opsi yang bisa diambil. Atau bisa juga local competitive contractor," ujar Silvia.
Sementara itu, untuk paket proyek CP202 yang juga mengalami berkali-kali kegagalan tender, dia mengatakan saat ini sudah ada jalan keluarnya. Pemerintah Jepang dan JICA menyepakati untuk melakukan penunjukan langsung. Pihaknya menargetkan proyek ini akan mendapatkan kontraktor dan mulai berjalan bulan depan.
"Statusnya sendiri peretujuan itu sudah didapatkan dari JICA, yang memang mengatur semua metode pengadaan. Sekarang persiapan dokumen tender lagi difinalisasikan supaya bisa direct contracting (penunjukan langsung), seharusnya ya bulan depan ini kita bisa jalankan proses direct contracting," ujar Silvia.
Dia mengatakan penunjukan langsung bakal dilakukan ke kontraktor dari Jepang, hanya saja dia belum bisa menyebutkan perusahaan mana. Tapi, kemungkinan adalah perusahaan yang sudah menggarap proyek MRT yang sebelumnya.
"Penunjukan langsung kandidat kontraktornya sudah ada cuma belum bisa saya sampaikan. Mungkin bisa kontraktor di CP 201. Karena ini yang sudah terlibat dan punya pengetahuan di proyek ini juga, kepastiannya masih menunggu," ujar Silvia.
(dna/dna)