Beredar informasi soal biaya pengerjaan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung membengkak. Kabarnya, pembengkakan biaya proyek tersebut mencapai 23% dari nilai awal proyek US$ 6,071 miliar.
Bagaimana respons PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC)? KCIC tidak membantah informasi tersebut. Namun, menurut Corporate Secretary KCIC Mirza Soraya, informasi itu masih dikaji tim ahli.
"Informasi yang beredar mengenai pembengkakan biaya tengah dalam proses pengkajian ulang Feasibility Study (FS) yang didampingi oleh tim ahli dan konsultan," ujar Mirza kepada detikcom, Kamis (25/3/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Mirza, kalau memang benar terjadi pembengkakan biaya, hal itu tentu dipengaruhi oleh faktor inflasi apalagi ada pandemi yang menyebabkan krisis global.
"Feasibility Study (FS) untuk pembangunan kereta cepat Jakarta Bandung dilakukan di awal tahun 2015. Seiring dengan berjalannya waktu, ada inflasi yang terjadi dan tak terduga, khususnya inflasi yang terpengaruh dari krisis global pandemi COVID-19," sambungnya.
Baca juga: Kereta Cepat Mekah-Madinah Beroperasi Lagi |
Pandemi COVID-19 juga disebut-sebut menjadi salah satu penyebab molornya proses pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung tersebut. Sebagaimana diketahui, awalnya proyek ini ditarget rampung 2019 lalu, akan tetapi terus mengalami beberapa kali revisi. Sempat juga ditarget akhir tahun ini harusnya proyek tersebut sudah rampung dan mulai operasional.
"Kondisi pandemi ini pun tentu berdampak pada lini waktu (timeline) proses pembangunan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung dan proyek proyek infrastruktur lainnya yang sedang berjalan," katanya.
Akan tetapi, yang terbaru KCIC mengubah lagi tenggat waktu penyelesaian proyek ini menjadi tahun 2022.
"Target penyelesaian di tahun 2022," sambungnya.
Saat dimintai keterangan soal progres pengerjaan proyek ini, Mirza enggan merinci. Ia hanya menjelaskan pihak KCIK mengebut penyelesaian proyek tersebut agar tak molor.
"PT KCIC terus melakukan akselerasi pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB) untuk mengejar target penyelesaian di tahun 2022. Berbagai program pembangunan dilakukan, termasuk pengerjaan sarana dan prasarana lain untuk menunjang operasional KCJB," tuturnya.
Mirza menambahkan, selain mengebut proyek, KCIC juga memperrcepat hal-hal teknis lainnya.
"High Speed Railway Contractor Consortium, KCIC, beserta pemanufaktur sarana dan prasarana terkait, dengan didampingi oleh KAI sedang merumuskan check list untuk semua sub-sistem yang dibutuhkan Kereta Cepat Jakarta-Bandung, baik itu terkait unit EMU, railway system maupun operasional Guna mempersiapkan operasional KCJB, saat ini sedang dilakukan workshop pembuatan Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk bagian Operation & Maintenance dari setiap subsistem," tambahnya.
Tonton juga Video: Proyek Kereta Cepat Bikin Tol Banjir, PT KCIC Ngaku Kurang Koordinasi