HUT Ke-76 RI, Hutama Karya Pamer Progres Tol Trans Sumatera

HUT Ke-76 RI, Hutama Karya Pamer Progres Tol Trans Sumatera

Khoirul Anam - detikFinance
Selasa, 17 Agu 2021 13:09 WIB
Tol Trans Sumatera
Foto: Hutama Karya

Mengatasi Dampak Potensial yang Timbul

Diketahui, komponen lingkungan baik fisik maupun kimia timbul sebagai dampak potensial dalam tahapan konstruksi pembangunan jalan tol. Dampak potensial yang timbul di antaranya penurunan kualitas air permukaan, penurunan kualitas udara hingga perubahan bentang alam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Koentjoro menyampaikan bahwa beberapa tindakan yang telah dilakukan oleh perusahaan untuk mengatasi timbulnya permasalahan tersebut, yakni penggunaan alat berat, kendaraan dan mesin pendukung yang layak pakai serta terkontrol emisinya, memindahkan drainase eksisting/membuat drainase.

Sementara itu, untuk mengganti drainase eksisting selama pekerjaan tanah berlangsung, perencanaan dan pelaksanaan cut and fill (menguruk tanah) sesuai dengan prosedur yang berlaku mengacu pada SNI dan standar teknis, melakukan penanganan permukaan yang miring dengan perkerasan atau penanaman rumput.

ADVERTISEMENT

Ia menambahkan, upaya pengelolaan lingkungan juga dilakukan melalui pendekatan teknologi yang mengikuti perkembangan ilmu dan sesuai dengan sifat dampak yang timbul akibat pembangunan jalan tol di masing-masing ruas JTTS. Ia berharap, pendekatan ini mampu mencegah, meminimalisir, dan memperbaiki kerusakan serta menanggulangi pemborosan sumber daya alam.

"Upaya-upaya tersebut di antaranya pada tahap persiapan lahan, Hutama Karya melakukan pematangan lahan secara matang pada area yang terkait dengan irigasi, sehingga fungsi irigasi tidak terputus total, menyediakan kolam-kolam yang berfungsi sebagai penyerap sedimen (sand trap) untuk meminimalisir laju sedimentasi yang berasal dari jalan yang disiapkan untuk jalan tol," ujarnya.

"Sedangkan pada tahap konstruksi Hutama Karya melakukan pemilihan metode aplikasi tiang pancang (bore pile) dalam membangun jembatan penghubung untuk meminimalisir tingkat kebisingan dan timbulnya efek pergerakan tanah yang besar," terang Koentoro.

Buka Lapangan Kerja dan Peluang Usaha

Koentoro menyebutkan Pulau Sumatra membawa peran penting dalam pembangunan ekonomi nasional di masa mendatang. Menurutnya, Sumatra memiliki potensi besar dalam bidang industri dan jasa.

Ia menegaskan kehadiran pembangunan JTTS dinilai mampu membuka lapangan pekerjaan dan peluang usaha bagi masyarakat di sekitar pembangunan tol. Ia mengaku, pihaknya juga telah melakukan berbagai kajian terhadap munculnya peluang tersebut seperti halnya pada pembangunan jalan tol di ruas Pekanbaru-Bangkinang.

"Data pada tahun 2019 yang bersumber dari Kabupaten Kampar menunjukan bahwa tingkat pengangguran di Kabupaten Kampar yakni 5,93%. Dengan adanya pembangunan Tol Pekanbaru-Pangkalan, peluang kesempatan kerja menjadi terbuka bagi masyarakat sekitar sehingga mengurangi jumlah pengangguran di Kabupaten tersebut," jelas Koentjoro.

Koentjoro berharap pembangunan Tol Pekanbaru-Pangkalan, yang merupakan salah satu ruas JTTS, dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga masyarakat, terutama yang berusia produktif dan belum mendapat pekerjaan.

"Untuk itu perlu diberikan peluang berusaha pada proyek pembangunan ini, misalnya membuka warung makan, pertokoan, menjadi bagian dari sub-kontraktor sehingga dapat meningkatkan pendapatan penduduk secara ekonomi," lanjut dia.

Klik halaman selanjutnya untuk mengetahui jalan tol hijau dan ramah lingkungan >>>


Hide Ads