Jakarta -
Bandara Kertajati atau Bandara Internasional Jawa Barat di Majalengka tak luput dari hantaman pandemi. Sejak didirikan bandara yang satu ini memang belum bisa banyak menarik penumpang. Kini pandemi membuat bandara makin sepi.
Bandara Kertajati sendiri menelan biaya pembangunan sekitar Rp 2,6 triliun dan diresmikan sejak tahun 2018. Namun, sejak saat itu bandara ini tak kunjung menarik banyak penumpang. Akses yang kurang mumpuni dituding jadi penyebabnya.
Direktur Utama BIJB Salahuddin Rafi mengungkapkan kondisi terkini bandara yang diharapkan jadi kebanggaan masyarakat Jawa Barat ini. Menurutnya, saat ini kondisi bandara memang sepi, hal itu disebabkan oleh belum bangkitnya permintaan penerbangan di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kondisi bandara masih sama, belum ramai, kebangkitan transportasi udara memang belum normal. Pada dasarnya kami operasi tetap. Airline semua siap, pesawat siap," ungkap Rafi kepada detikcom, Minggu (12/9/2021).
"Semua penerbangan itu siap, yang kargo, yang umrah, yang penumpang. Kita tinggal tunggu muatannya ada apa nggak," pungkasnya.
Dia menjelaskan sampai saat ini pun jam operasi bandara ikut dipangkas karena traffic atau lalu lintas penerbangan juga belum padat. Efisiensi ini dilakukan sambil menunggu kebangkitan transportasi udara di Indonesia.
"Kami tetap operasi, cuma jamnya dibatasi dari jam 6 sampai siang, paling jam 3-4 sudah selesai. Traffic juga belum padat ya. Ya sama kayak yang lain, kita efisiensi sambil menunggu kebangkitan transportasi udara," ujar Rafi.
Lanjut ke halaman berikutnya
Tonton juga Sosok Stanve, Jago Matematika Tingkat Dunia Asal Tangerang
[Gambas:Video 20detik]
Tak banyak penerbangan yang dilakukan di Kertajati saat ini menurut Rafi. Kebanyakan penerbangan yang dilakukan adalah penerbangan kargo, seperti diketahui ada Garuda Indonesia yang membuka rute kargo ke Batam.
Sisanya ada juga beberapa pesawat charter yang hilir mudik, itu pun jumlahnya tak banyak. Paling anyar, Bandara Kertajati juga digunakan untuk tempat parkir pesawat tentara Amerika Serikat yang melakukan pelatihan di Indonesia.
"Kemarin kita masih ada beberapa pesawat charter, kargo juga jalan. Terus paling baru ada pesawat training C17 US Air Force mendarat di Kertajati," ungkap Rafi.
Sebagai gambaran minimnya traffic penerbangan, Rafi sempat memaparkan survei internal BIJB pada ratusan penumpang di Bandara Kertajati. Paling besar 46% adalah perjalanan dinas, sedangkan saat ini perjalanan dinas justru sedang ditahan.
Paling besar kedua adalah penerbangan yang dilakukan oleh mahasiswa. Itu pun sama, kampus belum ada yang membuka kegiatan belajar mengajar secara langsung maka mahasiswa dari daerah tidak melakukan perjalanan.
"Dari 650 penumpang disurvei, yang 46% itu perjalanan dinas, dia paling gede. Tapi kan karena perjalanan dinas dialihkan dan pegawai diminta kerja di rumah ya nggak ada perjalanan," papar Rafi.
"Kemudian paling banyak kedua itu anak sekolah, itu juga kuliah di rumah semua. Jadi traffic ya kurang sekali memang," lanjutnya.
Dari pantauan terakhir detikcom awal April yang lalu, kondisi Bandara Kertajati memang terbilang sepi bahkan bisa dikatakan tidak seperti bandara pada umumnya yang banyak didatangi para penumpang pesawat.
Sepinya Bandara Kertajati sudah terlihat sejak dari jalan masuk menuju kawasan bandara yang hanya dilintasi oleh beberapa kendaraan saja tiap jamnya. Kemudian area parkir bandara yang juga terlihat kosong tanpa adanya kendaraan yang terparkir.
Selanjutnya di area lantai 1 yang merupakan pintu masuk penumpang juga terlihat lengang. Sejumlah bangku yang disediakan di sana juga tampak kosong melompong dan hanya ada beberapa petugas yang berjaga di pos informasi.
Tenant-tenant pedagang yang ada di area lantai 1 itu juga tutup. Dari tiga tenant yang dilihat detikcom, hanya ada satu tenant yang masih tetap buka. Tenant itu buka tentunya hanya dikunjungi oleh pegawai Bandara Kertajati yang masih beraktivitas di sana.
Tonton juga Sosok Stanve, Jago Matematika Tingkat Dunia Asal Tangerang
[Gambas:Video 20detik]