Selanjutnya, Luhut hingga Anies Baswedan meninjau Kali Adem yang merupakan muara dari banjir kanal barat. Lokasi tersebut dipenuhi oleh kapal nelayan dan pemukiman yang terus bertambah, sampah yang menyumbat, penimbunan kulit kerang di badan sungai, dan terjadinya pembobolan tanggul sebagai jalan menuju kapal.
Salah satu alternatif solusinya adalah merawat Taman Konservasi Suaka Margasatwa. Kawasan yang merupakan benteng alam tersebut, jika dirawat dengan baik mampu menampung luapan Sungai Angke, menahan rob, serta menstabilkan tanah dari ancaman penurunan permukaan tanah (land subsidence) yang mencapai 7-10 cm/tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Taman konservasi ini memiliki luas 25,02 hektar. Dibandingkan wilayah konservasi lainnya itu tergolong kecil, tetapi keberadaannya menjadi penting bagi DKI Jakarta. Jika tidak, ditakutkan akan muncul dampak bagi lingkungan sekitar, termasuk bagi anak cucu.
Di kawasan tersebut memang sudah banyak pemukiman warga dan kapal-kapal, tapi masyarakat juga sudah melakukan penanaman mangrove di lahan seluas 10 hektar yang sebelumnya dijadikan timbunan sampah. Permasalahan sampah diharapkan dapat terus tertangani, terlebih Indonesia memiliki target penanganan sampah di laut sampai 70% pada tahun 2025, sebagaimana amanat dalam Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Laut.
Luhut pun meminta agar dilakukan rapat lebih lanjut tentang permasalahan yang ada. Pemerintah juga akan melakukan diskresi sesuai aturan negara dan membuat kebijakan untuk bersama-sama menanganinya.
"Ini supaya kawasan ini bisa segera rapi dan bersih," tutup Luhut.
Tonton juga video blak-blakan Direktur Pidana Narkoba Mabes Polri soal penanganan narkoba di Indonesia berikut ini:
(toy/hns)