RI-Korsel Jajaki Peluang Kerja Sama Bangun Infrastruktur Transportasi

RI-Korsel Jajaki Peluang Kerja Sama Bangun Infrastruktur Transportasi

Erika Dyah - detikFinance
Senin, 15 Nov 2021 22:28 WIB
Budi Karya Sumadi
Foto: Dok. Kemenhub
Jakarta -

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi membahas rencana kerja sama bidang transportasi dengan Korea Selatan. Pembahasan ini dilakukannya bersama dengan Minister for Land, Infrastructure and Transport (MOLIT) Korea Mr. Noh Hyeong Ouk secara daring pada pertemuan bilateral dalam kerangka acara Global Infrastructure Corporate Conference 2021.

Budi menjelaskan melalui pertemuan tersebut, Indonesia tengah menjajaki peluang kerja sama pembangunan infrastruktur transportasi dan pengembangan sumber daya manusia di semua sektor antara kedua negara.

Ia menjelaskan Pemerintah Indonesia memiliki sejumlah proyek pembangunan infrastruktur transportasi yang dapat dikembangkan melalui skema Public Private Partnership (PPP). Mulai dari proyek pelabuhan, bandara, peningkatan transportasi darat, transportasi perkotaan, dan transportasi massal cepat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Budi mengungkap bahwa Pemerintah Korea menilai Indonesia sebagai mitra strategis Korea, sehingga MOLIT berkeinginan untuk mengembangkan kerja sama sektor transportasi dengan Kemenhub. Khususnya dalam pengembangan kerja sama pembangunan infrastruktur transportasi.

Ia merinci, pada transportasi darat, saat ini Pemerintah Indonesia dalam proses mengembangkan terminal multi-fungsi sebagai bagian dari simpul transportasi untuk membentuk sistem transportasi jalan yang efektif. Sementara itu, di transportasi perkotaan, pihaknya sedang mengembangkan konsep pembangunan berorientasi transit/TOD untuk mengurangi penggunaan mobil pribadi dan mengintegrasikan antar jaringan transportasi umum massal.

ADVERTISEMENT

Selain itu, Budi pun menyambut baik hibah yang diberikan oleh KOICA (Korea International Coorperation Agency) kepada Ditjen Perkeretaapian untuk meningkatkan kemampuan kapasitas/capacity building di LRT Jakarta.

"Kami juga menawarkan partisipasi dan kerja sama pengembangan infrastruktur transportasi perkeretaapian lainnya, seperti di wilayah Sumatera Utara, Bali, Surabaya," jelas Budi.

Selanjutnya, pada sektor transportasi udara, Budi menyambut baik partisipasi Republik Korea dalam pengembangan Bandara Singkawang di Kalimantan Barat untuk mendukung transportasi udara di daerah sekitarnya.

Dalam kesempatan ini, Budi pun menyampaikan keinginannya untuk menjalin kerja sama antara Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan dengan MOLIT Korea. Adapun kerja sama yang dimaksud berupa program magang bagi dosen untuk meningkatkan keterampilan mengajar serta mencari peluang beasiswa, kursus singkat, dan benchmarking untuk para siswa atau taruna. Ia berharap melalui langkah ini pihaknya dapat mengembangkan kemampuan sumber daya manusia pada Politeknik dan Akademi yang berada di bawah naungan Kementerian Perhubungan.

"Kami terbuka untuk mencari peluang seperti pelatihan untuk pelatih, penelitian bersama, dan peluang kerja dan karier bagi lulusan," imbuhnya.

Budi menambahkan dalam kerangka kerja sama ASEAN, Indonesia juga telah mengusulkan pelatihan kerja maupun pertukaran pelajar sebagai salah satu kegiatan kategori Program Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Roadmap Kerjasama Transportasi ASEAN-ROK 2021-2025.

Lebih lanjut, Budi menyampaikan apresiasi kepada pemerintah Korea atas kerja sama pengembangan sistem transportasi di Indonesia pada dua proyek berbentuk hibah dalam kerangka kerja sama Official Development Assistance (ODA) Program. Kedua proyek itu antara lain Master Plan for Improving Bus Terminal in the Republic of Indonesia and implementing Intelligent Transport System (ITS) as pilot projects dan Basic Design and Pilot Project of Bus Information Management System (BIMS) for Jakarta.

Selain itu, Budi juga menyampaikan apresiasi atas bantuan pendanaan (loan) di sektor transportasi laut, yaitu Development and Improvement of Aids to Navigation (AtoN) yang berupa kegiatan pembangunan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) dari Economic Development Co-operation Fund (EDCF) untuk meningkatkan keandalan SBNP melalui program pembangunan dan replacement untuk 8 unit Menara Suar dan 93 unit Rambu Suar yang tersebar di 20 Distrik Navigasi.

Dalam pertemuan yang sama, Budi juga menyampaikan permohonan dukungan kepada Pemerintah Republik Korea dalam pencalonan Indonesia sebagai Dewan IMO (Organisasi Maritim International) Kategori C mendatang dan Anggota Dewan ICAO Kategori III untuk periode tahun 2022-2025.

"Sebagai negara maritim terbesar di dunia Indonesia berperan aktif dalam keanggotaan IMO dengan mengembangkan keselamatan dan keamanan pelayaran serta perlindungan lingkungan di laut secara internasional. Di sektor penerbangan, Indonesia juga melakukan upaya aktif melalui pencalonan sebagai Anggota Dewan ICAO," pungkasnya.

Sebagai informasi, kegiatan ini turut dihadiri oleh Direktur Jenderal Perkeretaapian Zulfikri, Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek Polana B. Pramesti, Plt. Direktur Jenderal Perhubungan Laut Arif Toha, dan Plt. Kepala BPSDM Perhubungan Antoni Arif Priadi.


Hide Ads