Nasib Rel Trem Jadul di Proyek MRT Jakarta Fase 2A

Nasib Rel Trem Jadul di Proyek MRT Jakarta Fase 2A

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Rabu, 29 Des 2021 12:32 WIB
Sejumlah alat berat pembangunan MRT Jakarta fase 2A paket kontrak atau CP 203 Glodok-Kota melakukan penggalian di lokasi ditemukannya rel trem di Glodok, Jakarta, Sabtu (25/12/2021). PT MRT Jakarta bersama arkeolog saat ini masih menginvestigasi rel trem yang ditemukan di bawah beton saat kegiatan tes tanah tersebut. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj.
Foto: ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA
Jakarta -

Sebuah jaringan rel trem ditemukan pada proyek MRT Fase 2A. Setidaknya ada temuan rel sepanjang 400 meteran dari daerah Glodok ke hingga ke Museum Bank Mandiri.

Temuan ini pun saat ini sudah mulai ditindaklanjuti. Menurut Arkeolog dari Universitas Indonesia (UI), Junus Satrio Atmodjo ada 7 hal yang bakal dilakukan pihaknya dalam menangani temuan rel dan bantalan. Mulai dari pengupasan, penampakkan, pencatatan dan dokumentasi, pelepasan, pengangkatan, pengangkutan, hingga penyimpanan.

Sampai saat ini menurutnya, penanganan baru dilakukan sampai tahap pencatatan. Itu pun baru di satu titik saja yang terletak di Glodok.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sampai di mana saat ini prosesnya? Sekarang kita masih ada di pencatatan. Ada satu titik yang sudah tampak. Untuk pelepasan masih diuji coba, tapi baru di lokasi tempat yang kita buka saja," ungkap Junus dalam diskusi virtual, Rabu (29/12/2021).

Namun dia bilang proses pelepasan secara masif bakal dilakukan dalam waktu dekat. Pasalnya pembersihan lokasi sudah dilakukan secara intensif. Rel akan dibongkar per komponen mulai dari relnya, bantalan relnya, hingga skrup-skrupnya.

"Dalam waktu dekat akan ada P yang keempat, yaitu pelepasan. Pembersihan lokasi dalam waktu dekat sudah terlaksana," ungkap Junus.

ADVERTISEMENT

Selanjutnya, apa yang bakal dilakukan dengan rel-rel yang sudah dilepaskan? Junus menjelaskan rel-rel itu akan dibawa ke tempat lain untuk disimpan selama masa pembangunan proyek MRT di Glodok dan Kota Tua selesai. Kemungkinan waktunya selama 4 tahun.

Tempat penyimpanan relnya sendiri berada di pool PPD Jelambar, sekitar 6 km dari lokasi penemuan rel trem.

"Akan disimpan rel itu selama beberapa tahun dalam rangka konservasi. Akan dibersihkan dan di-maintain agar tidak rusak," papar Junus.



Penyimpanan dilakukan di area PPD karena rel-rel trem ini merupakan cikal bakal pendirian Perum PPD. Maksudnya, rel trem ini dimiliki oleh perusahaan Belanda yang mengoperasikan trem di Jakarta abad 19 yang lalu, kemudian perusahaan itu berubah menjadi PPD saat Indonesia merdeka.

Junus menjelaskan belum ada kesepakatan yang jelas soal nasib rel-rel trem ini paska proyek MRT selesai dilakukan. Dia bilang Pemprov DKI sendiri meminta agar rel-rel tersebut kembali dipasang di lokasi yang sama setelah pengerjaan MRT selesai. Namun, hal itu masih wacana.

"Ada indikasi untuk dikembalikan, itu masih akan didiskusikan. Apakah ditanam, atau dikembalikan ke permukaan jalan. Kalau dikembalikan kan harus dikonservasi dilakukan dengan baik, memunculkan kembali enkripsinya, mengawetkan bantalan kayu supaya bisa awet," ungkap Junus.

Wacana lainnya, trem akan dipamerkan di Stasiun MRT apabila sudah selesai. Hal itu untuk memberitahukan bahwa saat pengerjaan MRT ada temuan sejarah yang ditemukan. Selain wacana tersebut, Junus juga menyampaikan sebagian temuan juga akan dibawa ke UI untuk kebutuhan penelitian dan pengembangan.




(hal/zlf)

Hide Ads