Dua paket proyek MRT Jakarta Fase 2 tak kunjung mendapatkan kontraktor. Padahal proses pengadaannya sudah dilakukan sejak medio 2020 silam.
Paket yang bermasalah adalah pada CP 202 dan CP 205. Paket yang pertama CP 202 adalah paket pekerjaan sipil untuk menghubungkan MRT Jakarta dari Harmoni ke Mangga Besar, sedangkan CP 205 adalah paket pengadaan sistem perkeretaapian Bundaran HI-Mangga Besar.
Proyek MRT Jakarta Fase 2 pun terancam tak kunjung selesai. Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta, Silvia Halim mengatakan hal ini jelas bakal memberikan dampak besar ke proses penyelesaian MRT Jakarta Fase 2. Namun, dirinya enggan berspekulasi sebesar apa pengaruhnya. Semua akan dipastikan setelah proses pengadaan ulang selesai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Akan berpengaruh pada proyek fase II? Tentu saja bakal ada impact. Cuma berapa besar impact-nya akan kami pastikan setelah proses pengadaan ulang selesai," ujar Silvia dalam diskusi virtual dengan wartawan, Selasa (1/3/2022).
Berikut ini 3 fakta soal proyek MRT Jakarta tak mendapatkan kontraktor:
1. Skema Penunjukan Langsung Gagal
Silvia mengatakan sebetulnya proses pengadaan dua paket ini sudah mendapatkan jalan keluar setelah pelelangan selalu gagal. Pada pertengahan 2021 pemerintah Indonesia dan Jepang sepakat untuk melakukan penunjukan langsung kontraktor yang menggarap proyek ini.
Sayangnya hal itu tak banyak membantu, proses penunjukan langsung justru dihentikan karena penetapan harga yang tidak cocok.
"Di tahun kemarin direct contracting itu unfortunately mengalami tidak adanya kesepakatan dengan kandidat yang ditunjuk langsung. Dalam hal ini tidak ada kesepakatan harga, bukan berarti penunjukan langsung kita jadi nggak bisa nolak tawaran," ungkap Silvia.
"Panjang juga proses diskusi dan koordinasi dengan pihak Jepang, eventually diputuskan direct contracting itu setop dan gagal," lanjutnya.
Keputusan terbaru, kini paket CP 202 akan tetap melakukan penunjukan ulang, namun kandidatnya baru. Sementara untuk CP 205 akan ada tender ulang yang dilakukan. Proses pengadaan ulang ini sedang dipersiapkan oleh MRT Jakarta.
Dia melanjutkan selama ini lelang yang pernah dilakukan selalu gagal karena minimnya partisipasi pihak Jepang. Tak banyak kontraktor Jepang yang tertarik dengan proyek MRT Fase 2. Pelibatan perusahaan Jepang sendiri menjadi salah satu perjanjian kerja sama antara Indonesia dan Jepang dalam pembangunan proyek MRT Jakarta.
Kini, pihaknya juga mendorong pemerintah Jepang agar mau mengajak perusahaan-perusahaan di negaranya untuk menggarap proyek MRT Jakarta.
"Salah satu penyebab sangat sulit untuk pelelangan karena partisipasi market Jepang tidak banyak. Kami minta effort Jepang juga untuk mendorong market jepang dan pastikan harga kompetitif," papar Silvia.
Lanjut di halaman berikutnya.
Simak Video "Video Foke ke Rano: Bilang Koster, yang Bikin MRT Jakarta Itu Gue"
[Gambas:Video 20detik]