Syafrin mengungkapkan bahwa area sekitar Kota Tua Jakarta kerap menimbulkan kemacetan. Untuk itu, pihaknya melakukan Low Emission Zone (LEZ) atau buka-tutup lalu lintas dalam upaya menjadikan area tersebut bebas polusi.
"Paska Februari 2021, kita berlakukan LEZ di kawasan Kota Tua secara terbatas. Artinya belum 100%. Penataan ini adalah tindak lanjut untuk menyiapkan penerapan LEZ yang lebih baik," katanya.
Ia juga mengatakan pekerjaan proyek penataan ini dimulai sejak akhir Februari 2022 lalu, dan diharapkan konstruksinya dapat selesai di bulan September mendatang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena konsepnya design and build maka detail desain dan konstruksi dilakukan per tahapan dan diharapkan konstruksi dapat selesai di bulan September," ungkapnya.
Di sekitar area tersebut juga sedang dibangun halte baru TJ. Posisinya sengaja didekatkan ke area pintu Utara stasiun. Tujuannya agar lebih terintegrasi, dengan moda kereta KRL.
"Pada jalan jembatan batu, akan ditata menjadi area transit angkutan umum (drop/off dan pick up) dan pedestrian berkanopi," tambahnya.
Pembangunan halte Stasiun Kota tua sendiri, itu akan dijadikan halte yang terintegrasi dari ketiga moda, yaitu MRT, KRL, dengan TJ. Demikian yang dikatakan oleh Humas TransJakarta Iwan Samariansyah.
"Memang benar itu pembangunan halte TJ di Kota Tua. Pembangunan halte di sana itu bagian dari 46 halte bus yang akan direvitalisasi pada tahun ini. Nah, dari 46 halte itu, itu dimulai pembangunanya mulai 15 April 2022," ujar Iwan saat dihubungi detikcom.
"Nantinya untuk halte-halte yang besar, rata-rata akan ada 2 lanta bangunannya. Lantai pertama untuk mobilitas masyarakat sebagai tempat transit. Nanti di lantai 2 akan ada fasilitas publik, ada kafe dan lain-lain," sambungnya.
Lanjut lagi di halaman berikutnya.
Simak Video "Video: Saat Turis Asal Jerman dan Skotlandia Terpesona dengan Kota Tua"
[Gambas:Video 20detik]