Bagaimana dengan sodetan Ciliwung?
Proyek sodetan atau terowongan yang menghubungkan aliran Kali Ciliwung dengan aliran Banjir Kanal Timur (BKT) juga digadang-gadang bisa menjadi solusi untuk mencegah banjir di Jakarta. Proyek yang sempat mandek di tahun 2015 itu sudah berjalan kembali sejak pertengahan 2021.
Sampai saat ini pun proyek tersebut terus digarap oleh Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung-Cisadane Ditjen Sumber Daya Air.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Proyek ini menjadi salah satu bagian dari rencana induk sistem pengendalian banjir (flood control) Ibu Kota Jakarta dari hulu hingga hilir yang digarap Kementerian PUPR. Singkatnya, sodetan Ciliwung diyakini dapat menjadi penangkal banjir Jakarta. Apalagi di tengah kondisi cuaca ekstrim dengan curah hujan tinggi seperti sekarang.
Dari pantauan terkini detikcom, Senin (10/10/2022), nampak pengerjaan sodetan Ciliwung terus berjalan. Pengerjaan fokus dilakukan di sekitar Jalan Otista III hingga kawasan Kebon Nanas, Jatinegara, Jakarta Timur.
Setidaknya ada lokasi proyek yang terpantau di sekitar Otista III, pertama ada di samping Politeknik Statistika STIS atau persis di seberang jalan Otista III, kedua di tengah-tengah Jalan Otista III, dan berikutnya ada di Jalan Kebon Nanas yang merupakan outlet atau keluaran sodetan yang terhubung langsung dengan aliran BKT. Ketiga lokasi ini dipasangi pagar seng yang sangat tinggi.
Pengerjaan terpantau paling banyak dilakukan di lokasi proyek yang ada di tengah-tengah Jalan Otista III. Nampak pagar seng tinggi dipasang di proyek tersebut. Dari luar pagar seng tinggi itu, terlihat ada satu alat berat terparkir dan juga sebuah bagian saluran sodetan yang nampaknya akan dipasang di dalam tanah sedang dipersiapkan.
Kemudian, pengerjaan juga banyak dilakukan di lokasi proyek outlet sodetan yang ada di pinggir aliran BKT. Dari luar pagar seng yang terpasang nampak para pekerja sedang memugar sebuah bangunan yang nampaknya akan digunakan sebagai ruang kontrol sodetan.
Sementara itu di lokasi proyek yang ada di samping Politeknik STIS tak terlihat banyak pekerjaan yang dilakukan.
Sayangnya, detikcom tidak diizinkan memasuki ke dalam ketiga lokasi proyek tersebut. Para pekerja proyek pun enggan memberikan keterangan lebih lanjut soal pekerjaan yang dilakukan.
Warga sekitar lokasi proyek menyebutkan proyek tersebut sempat mangkrak dan baru dikebut lagi pembangunannya tahun yang lalu. Dari kabar yang dia dengar proyek ini sudah mau selesai pengerjaannya.
"Dulu udah ada zaman Ahok, terus berhenti, dibongkar. Nah ini baru diterusin lagi setahun lah, denger-denger udah mau kelar. Tanggal 16 udah mau selesai katanya," kata warga sekitar yang enggan disebutkan namanya.
Menurut keterangan Kementerian PUPR di laman resminya, proyek ini baru kembali berjalan pada tahun 2021. Proyek sodetan Ciliwung yang akan dilanjutkan sepanjang 549 meter, sehingga total panjang sodetan nantinya 1,26 kilometer.
Pembangunan sodetan ini diyakini dapat mengurangi debit banjir Sungai Ciliwung dengan mengalirkan air sebesar 60 meter kubik per detik ke Kanal Banjir Timur. Apalagi saat Sungai Ciliwung sudah tidak lagi mampu menampung debit air pada perkiraan debit banjir 25 tahunan yang bisa mencapai puncaknya sebesar 508 meter kubik per detik.
Sodetan Ciliwung yang pembangunan dilanjutkan kembali ini telah dimulai pada tengah 2021 telah mengalami perubahan trase sehingga mengurangi panjang terowongan 113 meter dari panjang semula 662 meter menjadi 549 meter saja.
Pembangunan sodetan Sungai Ciliwung dilaksanakan oleh kontraktor PT. Wijaya Karya- PT. Jaya Konstruksi, KSO dan konsultan supervisi PT. Virama-Supra-TAA, KSO dengan masa pelaksanaan Agustus 2021-Agustus 2023. Alokasi anggaran untuk konstruksi sodetan dan galian alur untuk menambah kapasitas tampung sungai Cipinang BKT sebesar Rp 683,9 miliar.
(hal/dna)