Potensi Banjir di Jakarta Besar, Anies Bisa Apa?

Potensi Banjir di Jakarta Besar, Anies Bisa Apa?

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Selasa, 11 Okt 2022 10:54 WIB
Sejumlah petugas PPSU memungut sampah saat banjir di Rawajati, Jakarta, Senin (10/10/2022). Banjir yang melanda kawasan ini juga turut membawa sampah ke pemukiman warga.
Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta -

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan potensi banjir di Jakarta memang besar, curah hujan yang tinggi jadi biang keroknya. Meski begitu, dia mengklaim pihaknya sudah melakukan persiapan manajemen banjir.

Dia mengatakan sudah memberikan instruksi langsung kepada para walikota untuk mengerahkan personelnya mengamankan banjir. Sebagai contoh, Pemkot Jakarta Selatan sudah menyiapkan personelnya di tempat-tempat berpotensi banjir.

"Ini timnya pak Wali nih contohnya ketika terjadi hujan pekan lalu, mereka dikerahkan ke tempat cekung, dan berpotensi biasa terjadi genangan ketika hujan lebat," ungkap Anies ditemui di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Selasa (11/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bukan cuma personel yang stand by Anies mengatakan beberapa alat sudah disiapkan dalam rangka mempercepat banjir untuk surut. Utamanya beberapa pompa air.

Anies bilang Pemkot sudah menyiapkan pompa portabel hingga pompa-pompa yang digunakan pemadaman kebakaran dan juga truk penyiram air untuk membantu mempercepat banjir di Jakarta surut.

ADVERTISEMENT

"Jadi banjir itu diantisipasi, apa yang dikerahkan? Pompa mobile, truk pemadam kebakaran, bahkan pompa penyiraman air itu tangkinya dikerahkan, sehingga begitu hujan turun tim yang pompa sudah ada di lokasi," papar Anies.

Menurutnya, banjir yang belakangan terjadi disebabkan oleh curah hujan yang tinggi. Namun, apabila ada air terlanjur menggenang pihaknya akan siap mempercepat penyurutan. Standarnya, kurang dari 6 jam banjir harus surut.

"Jadi itu bentuk tanggung jawab dan manajemennya. Kalau volume air hujan itu di luar kendali kita," sebut Anies.

Simak video 'Anies: Jika Ada Daerah Banjir Berhari-hari, Manajemennya Nggak Bener':

[Gambas:Video 20detik]



Bersambung ke halaman selanjutnya.

Biang Kerok Banjir

Menurutnya, biang kerok utama banjir adalah tingginya curah hujan di daerah hulu dan daratan tinggi sekitar Jakarta, sehingga membuat limpahan air kiriman menjadi lebih banyak.

Akibat dari curah hujan tinggi, membuat kapasitas sungai-sungai di Jakarta terlampaui. Hal ini membuat beberapa sungai di Jakarta, terlebih lagi Sungai Ciliwung meluap.

"Kejadian kemarin di daerah aliran sungai Ciliwung ada limpahan air datang dari hulu, ini memang karena curah hujan di hulu tinggi otomatis kapasitas sungai terlampaui. Karena terlampaui makanya air melimpah," jelas Anies.

Menurut Anies kapasitas sungai dan drainase di Jakarta hanya mampu untuk menampung volume air hujan sebesar maksimal 100 milimeter per hari. Sebagai contoh, kapasitas drainase wilayah Jakarta mencapai 50 milimeter, dan di khusus di jalan protokol 100 milimeter per hari.

Sementara itu hujan yang mengguyur di Jakarta dan sekitarnya volumenya mencapai 140-180 milimeter per hari. Bahkan hujan dengan volume 180 milimeter itu mengguyur dalam waktu cepat, 2-3 jam. Maka wajar saja menurutnya Jakarta banjir.

"Ketika volume air hujan melampaui kapasitas sungai dan drainase, tentu akan jadi genangan dan banjir," ungkap Anies.


Hide Ads