Video ruang tunggu Bandara Komodo Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT yang tergenang air viral di media sosial. Tak hanya itu, plafon di salah satu ruangan juga jebol.
Aktivitas di bandara terlihat normal dengan beberapa orang duduk di ruang tunggu. Adapun kejadian ini terjadi saat kawasan bandara diguyur hujan deras.
Melansir laman Sekretariat Kabinet Republik Indonesia, perluasan Bandara Komodo diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Juli 2022. Artinya, insiden ini terjadi hanya tiga bulan setelah perluasan bandara diresmikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tim detikcom sudah mencoba menghubungi Kementerian Perhubungan untuk konfirmasi namun belum mendapat respon. Lantas, bagaimana profil Bandara Komodo Labuan Bajo ini?
Sejak tahun 1975 bandara mulai dirintis dengan hanya berupa airstrip (landasan terbang sederhana). Kini bandara Komodo selain mempunyai terminal besar, bersih dan artistik, juga mempunyai runway dengan panjang 2.250 meter dan lebar 45 meter.
Dalam catatan detikcom, pembangunan fasilitas Bandara Komodo telah dimulai pada tahun 2012. Proyek ini diselesaikan pada Tahun Anggaran 2015 dengan total nilai Rp 191,7 miliar untuk pembangunan seluas 9.687 m2. Artinya, biayanya mencapai Rp 19 juta per m2.
Mengawali kunjungan kerja di di Nusa Tenggara Timur (NTT), Presiden Joko Widodo (Jokowi), meresmikan Gedung Terminal Bandar Udara Komodo di Labuan Bajo. Pengembangan bandara ini menggunakan dana APBN sebagai komitmen pemerintah mendukung percepatan pengembangan perekonomian di NTT, khususnya di Flores.
Terminal baru yang akan mampu meningkatkan pelayanan penumpang dari sebelumnya 150 ribu penumpang per tahun menjadi 1,5 juta penumpang per tahun diharapkan dapat meningkatkan jumlah wisatawan yang datang ke Pulau Flores dan sekitarnya.
"Bandara ini bisa menjadi gerbang bagi wisatawan untuk menikmati keindahan pantai dan alam bawah laut Labuan Bajo, keindahan Danau Kelimutu, menyaksikan Taman Nasional Komodo di Pulau Komodo, pantai merah muda," kata Jokowi saat itu, Minggu (27/12/2015).
Semula Bandara Komodo hanya bisa didarati pesawat propeller sekelas ATR 72-600. Kini bandara yang semula bernama Bandara Mutiara II segera dapat didarati oleh pesawat jet medium sekelas A-320, B 737-800 dan B 737-900.
Bandar Udara Komodo merupakan bandara pertama yang dikelola dengan skema Kerjasama antara Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Konsorsium Cardig Aero Service (CAS) telah ditetapkan sebagai Badan Usaha yang akan mengelola bandara Komodo.
Konsorsium CAS beranggotakan PT Cardig Aero Service (CAS), Changi Airports International Pte Ltd (CAI) dan Changi Airports MENA Pre Ltd. Investasi yang dikucurkan dalam proyek ini senilai Rp 1,23 triliun selama 5 tahun, pembiayaan operasional mencapai Rp 5,7 triliun selama 25 tahun, serta jaminan investor senilai Rp 5 miliar.
Bandara Komodo terus mempersolek diri. Pada Kamis 21 Juli 2022, Presiden Joko Widodo meresmikan perluasan Bandar Udara Komodo. Bandara ini diharapkan bisa mendongkrak wisatawan di Labuan Bajo.
Jokowi berharap nantinya ada penerbangan langsung dari luar negeri ke bandara Komodo. Status bandara internasional telah diperoleh bandara Komodo sejak Juni 2020. Meskipun hingga kini belum menerima penerbangan dari luar negeri.
(zlf/zlf)