Penumpang Diramal Tembus 100 Juta Orang, Bandara Soekarno-Hatta Perlu Diperluas?

Penumpang Diramal Tembus 100 Juta Orang, Bandara Soekarno-Hatta Perlu Diperluas?

Almadinah Putri Brilian - detikFinance
Kamis, 08 Des 2022 19:00 WIB
Berdasarkan data AP II pada periode Januari - September 2022, jumlah pergerakan penumpang di 20 bandara AP II secara kumulatif meningkat tajam.
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

PT Angkasa Pura II (AP II) meramal pertumbuhan penumpang di Bandara Soekarno-Hatta mencapai sekitar 80 juta penumpang pada 2030 dan terus tumbuh hingga pada 2035 mencapai 100 juta penumpang. Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin dalam Talkshow Polemik MNC Trijaya "Urgensi Pengembangan Bandara Soekarno-Hatta" pada Rabu (7/12/2022) kemarin.

"Ada satu prognosa, pada 2030 penumpang Bandara Soekarno-Hatta bisa mendekati 80 juta penumpang, dan pada 2035 menembus 100 juta penumpang," ucapnya, dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (8/12/2022).

Lebih lanjut, Muhammad Awaluddin menuturkan pertumbuhan penumpang juga dipicu oleh pertumbuhan populasi traveller, dalam artian warga yang saat ini masih tergolong belia maka pada 10-20 tahun ke depan sudah memiliki keinginan untuk bepergian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam acara yang sama, Pengamat Penerbangan Alvin Lie menuturkan tentunya kapasitas saat ini sekitar 43 juta penumpang/tahun harus ditingkatkan.

"Jika tidak cepat dikembangkan akan terjadi kongesti untuk penumpang, kalau untuk pergerakan pesawat masih bagus karena Bandara Soekarno-Hatta sudah memiliki tiga runway (landas pacu). Sekarang, pertumbuhan jumlah penumpang di Bandara Soekarno-Hatta khususnya internasional tumbuh luar biasa salah satunya karena perjalanan umrah yang meningkat," jelas Alvin Lie.

ADVERTISEMENT

Selain mengantisipasi pertumbuhan penumpang, pengembangan juga harus mencakup infrastruktur untuk logistik. Di tengah pandemi ini, pemulihan sektor kargo di Bandara Soekarno-Hatta justru terjadi lebih cepat di mana pada 2022 volume angkutan kargo diperkirakan mencapai sekitar 555.000 - 600.000 ton atau 97% dari kondisi 2019 sebelum pandemi.

Sekjen Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik Indonesia (Aseperindo) Trian Yuserna mengatakan Bandara Soekarno-Hatta memerlukan pergudangan kargo khusus untuk e-commerce. Dia menuturkan Bandara Soekarno-Hatta harus mampu menjadi hub pergudangan kargo untuk e-commerce di kawasan Asia Tenggara, di mana saat ini hub tersebut ada di negara lain.

"Peran Bandara Soekarno-Hatta untuk pengiriman barang bukan hanya penting dan strategis tapi justru menjadi salah satu lokomotif bersama untuk kebangkitan pertumbuhan perekonomian nasional karena dia akan menjadi hub nasional pengiriman di seluruh Indonesia maupun hub transhipment internasional," jelas Trian.

"Kalau pengiriman e-commerce itu ada hub Asia Tenggara. Kita sempat diskusi supaya ada pusat layanan berikat e-commerce di Bandara Soekarno-Hatta sehingga ada proses additional value, sehingga bisa pengiriman dari Asean itu dikumpulkan di Jakarta, di pusat berikat e-commerce tersebut," tambahnya.

Bersambung ke halaman selanjutnya.

Pengamat Penerbangan Arista Atmadji menuturkan pengembangan yang harus dilakukan di Bandara Soekarno-Hatta juga harus fokus pada pelayanan, baik di sisi darat maupun sisi udara.

"Peningkatan pergerakan pesawat per hour di runway, pengaturan slot time penerbangan harus lebih merata, jangan hanya di peak hour atau golden hour. Harapannya kalau memang lagi padat maka traffic bisa diatur, karena kemampuan runway Bandara Soekarno-Hatta sudah memadai," jelasnya.

Kembali lagi ke Muhammad Awaluddin, ia menuturkan AP II telah memiliki rencana pengembangan kapasitas (capacity planning) guna mengantisipasi backlog baik untuk sektor angkutan penumpang maupun kargo di Bandara Soekarno-Hatta, di antaranya pembangunan Terminal 4 dan Cargo Village.

"Terminal 4 akan menjadi terminal penumpang terbesar di Indonesia dengan kapasitas sampai dengan 45 juta penumpang. Terminal 1 dan 2 juga akan direvitalisasi menjadi total kapasitas sampai dengan 45 juta penumpang. Sementara, revitalisasi Terminal 3 berpotensi meningkatkan kapasitas menjadi 35 juta penumpang. Jadi, nantinya Bandara Soekarno-Hatta akan memiliki kapasitas total lebih dari 100 juta penumpang," ungkap Muhammad Awaluddin.

"Kalau kita bisa kerjakan dengan baik, persoalan dan potensi hambatan bisa kita hindari. Kita lihat dengan kondisi yang ada, jika keputusan kita tidak cepat dalam membangun Terminal 4 maka akan menjadi isu. Level of service akan turun, image dan reputasi bandara akan turun," ujar Muhammad Awaluddin.

Lebih lanjut, Muhammad Awaluddin mengatakan AP II juga akan membangun kawasan Cargo Village yang salah satunya untuk mengakomodir sektor e-commerce.

"Tahun depan ekspansi Cargo Village, paling lambat akhir 2024 atau awal 2025 kita punya Cargo Village yang memiliki kapasitas 1,5 juta ton - 2,2 juta ton per tahun atau jauh lebih banyak dibandingkan dengan Terminal Kargo eksisting dengan kapasitas sekitar 600.000 ton per tahun," ujar Muhammad Awaluddin.


Hide Ads