Upaya Falga Group Dorong Proyek Konstruksi Berkelanjutan di RI

Upaya Falga Group Dorong Proyek Konstruksi Berkelanjutan di RI

Inkana Izatifiqa R Putri - detikFinance
Selasa, 11 Apr 2023 13:04 WIB
Sektor konstruksi memegang peranan penting dalam roda perekonomian nasional Tanah Air, di samping konsumsi dan manufaktur.
Foto: Istimewa
Jakarta -

Sektor konstruksi memegang peranan penting dalam roda perekonomian nasional Tanah Air, di samping konsumsi dan manufaktur. Sektor ini bahkan mampu mendorong percepatan infrastruktur dan pembangunan di seluruh negeri.

Data BPS mencatat kontribusi sektor konstruksi mencapai 10% untuk PDB Indonesia di tahun 2022 atau masuk ke dalam 5 besar sektor yang berperan dalam PDB. Sektor ini juga menyumbang dalam upaya mencapai keberlanjutan lingkungan, pengurangan karbon, hingga SDG's.

Pemerintah pun terus menggenjot konsep Sustainable Construction dalam rangka menjaga keberlanjutan pembangunan yang baik. Dengan demikian, pembangunan di Indonesia bisa sesuai dengan standar Environmental, Social and Governance (ESG) dan mencapai Net Zero Emission (NZE) di 2060.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sayangnya, Indonesia masih berada di posisi bawah dalam pembangunan berkelanjutan. Data Green Finance Index Global 2022 melaporkan Indonesia khususnya di Jakarta hanya berada di peringkat 56 di tahun 2022 dari seluruh kawasan Asia Pasifik atas penerapan Sustainable Construction.

Melihat hal ini, sebagai Indonesian Incorporated Investment Holding Company, Falga Group terus berupaya untuk mendorong dan meningkatkan proyek Sustainable Construction yang berkelanjutan.

ADVERTISEMENT

CEO & Managing Partner Falga Group, Ronald Edy Simamora mengatakan melalui anak perusahaan PT Cipta Sanalida Utama, pihaknya telah selesai mengerjakan proyek konstruksi dengan konsep Sustainable Construction untuk Proyek Strategis Nasional (PSN) Terminal LPG Jayapura yang pertama di Papua.

Adapun penerapan Sustainable Construction yakni dengan menggunakan material low emission seperti jendela low emission untuk mengurangi paparan sinar matahari dari luar ruangan.

"Lalu ada juga material yang explosion proof tahan ledakan sehingga mengurangi dampak sosial seperti kabel explosion proof, cctv explosion proof, dan sebagainya," ujar Ronald dikutip dari CNBC Indonesia, Selasa (11/4/2023).

Lebih lanjut, Ronald mengungkapkan pada proyek ini, pihaknya juga menggunakan Terminal Automation System (TAS) yang berfungsi untuk mengoptimalkan penggunaan energi dan mengurangi emisi karbon. Selain itu, proyek ini juga memakai material recycle yang dapat didaur ulang.

Tidak sampai di situ, Ronald mengungkapkan pihaknya mengerahkan tenaga kerja bersertifikasi green building. Dengan demikian, semua bangunan terjamin ramah lingkungan.

"Lalu kami juga mempekerjakan 60% warga lokal dengan tujuan memberikan dampak sosial revenue ke masyarakat juga kami menerapkan workplace diversity dimana kami menggandeng kaum difabel untuk pekerjaan tertentu," urainya.

Berlanjut ke halaman berikutnya >>>

Sederet Manfaat Proyek Sustainable Construction

Ronald pun menilai proyek-proyek dengan Sustainable Construction penting untuk dilanjutkan. Sebab menurutnya, produk gedung ramah lingkungan yang dihasilkan menawarkan berbagai manfaat mulai dari mengurangi emisi karbon co2 sampai 34% hingga hemat sumber daya. Data US Green Building Council juga melaporkan gedung ramah lingkungan bisa menghemat energi hingga 30%, serta hemat air 50%.

Sementara dari aspek finansial, proyek Sustainable Construction dapat bertambah pada kenaikan nilai properti. Berdasarkan data CoStar US, ketika gedung menerapkan konsep ramah lingkungan, nilai rental dapat naik hingga 10,9%, dan nilai jual properti naik 13,1%.

Dari segi pencitraan, perusahaan yang menerapkan Sustainable Construction otomatis bisa membuat akses pendanaan besar ke perbankan. Penelitian National Institute of Standards and Technology pun menyebutkan gedung ramah lingkungan punya average life span 60 tahun, lebih lama jika dibandingkan gedung konvensional hanya 40-50 tahun.

Meski demikian, agar konsep Sustainable Construction dapat terus berjalan dan meningkat penggunaannya, diperlukan dukungan dari pemerintah, swasta dan masyarakat.

Adapun dukungan ini meliputi grand funding atau tunjangan dana. Kemudian dukungan insentif pajak, di mana pengusaha harus mendapatkan pengurangan pajak penghasilan dan bebas pajak biaya impor.

"Karena pengalaman kami di lapangan ketika impor barang butuh 17-20% dana dari harga beli, dan ada juga insentif izin yang tolong dipercepat untuk proyek berkelanjutan," tambah Ronald.

Ronald menambahkan diperlukan juga dukungan lainnya berupa sertifikasi dan Awarding. Ia menilai Indonesia harus mengapresiasi kepada perusahaan yang sudah melakukan sustainable construction. Menurutnya, hal dapat menjadi motivasi dan pendorong bagi perusahaan yang telah dan belum melakukan Sustainable Construction.

"Kemudian juga tentunya edukasi dan sosialisasi kepada pelaku konstruksi," pungkasnya.


Hide Ads