Sektor konstruksi memegang peranan penting dalam roda perekonomian nasional Tanah Air, di samping konsumsi dan manufaktur. Sektor ini bahkan mampu mendorong percepatan infrastruktur dan pembangunan di seluruh negeri.
Data BPS mencatat kontribusi sektor konstruksi mencapai 10% untuk PDB Indonesia di tahun 2022 atau masuk ke dalam 5 besar sektor yang berperan dalam PDB. Sektor ini juga menyumbang dalam upaya mencapai keberlanjutan lingkungan, pengurangan karbon, hingga SDG's.
Pemerintah pun terus menggenjot konsep Sustainable Construction dalam rangka menjaga keberlanjutan pembangunan yang baik. Dengan demikian, pembangunan di Indonesia bisa sesuai dengan standar Environmental, Social and Governance (ESG) dan mencapai Net Zero Emission (NZE) di 2060.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sayangnya, Indonesia masih berada di posisi bawah dalam pembangunan berkelanjutan. Data Green Finance Index Global 2022 melaporkan Indonesia khususnya di Jakarta hanya berada di peringkat 56 di tahun 2022 dari seluruh kawasan Asia Pasifik atas penerapan Sustainable Construction.
Melihat hal ini, sebagai Indonesian Incorporated Investment Holding Company, Falga Group terus berupaya untuk mendorong dan meningkatkan proyek Sustainable Construction yang berkelanjutan.
CEO & Managing Partner Falga Group, Ronald Edy Simamora mengatakan melalui anak perusahaan PT Cipta Sanalida Utama, pihaknya telah selesai mengerjakan proyek konstruksi dengan konsep Sustainable Construction untuk Proyek Strategis Nasional (PSN) Terminal LPG Jayapura yang pertama di Papua.
Adapun penerapan Sustainable Construction yakni dengan menggunakan material low emission seperti jendela low emission untuk mengurangi paparan sinar matahari dari luar ruangan.
"Lalu ada juga material yang explosion proof tahan ledakan sehingga mengurangi dampak sosial seperti kabel explosion proof, cctv explosion proof, dan sebagainya," ujar Ronald dikutip dari CNBC Indonesia, Selasa (11/4/2023).
Baca juga: Terima Kasih Banyak, Pahlawan Pajak! |
Lebih lanjut, Ronald mengungkapkan pada proyek ini, pihaknya juga menggunakan Terminal Automation System (TAS) yang berfungsi untuk mengoptimalkan penggunaan energi dan mengurangi emisi karbon. Selain itu, proyek ini juga memakai material recycle yang dapat didaur ulang.
Tidak sampai di situ, Ronald mengungkapkan pihaknya mengerahkan tenaga kerja bersertifikasi green building. Dengan demikian, semua bangunan terjamin ramah lingkungan.
"Lalu kami juga mempekerjakan 60% warga lokal dengan tujuan memberikan dampak sosial revenue ke masyarakat juga kami menerapkan workplace diversity dimana kami menggandeng kaum difabel untuk pekerjaan tertentu," urainya.
Berlanjut ke halaman berikutnya >>>